Lihat hasil neraca perdagangan, Sri Mulyani: Pemerintah dapat PR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan April 2018 kembali defisit sebesar US$ 1,63 miliar, setelah sempat surplus pada bulan sebelumnya.

Defisit itu disebabkan oleh nilai ekspor yang tercatat sebesar US$ 14,47 miliar. Sementara nilai impor tercatat lebih tinggi sebesar US$ 16,09 miliar.

BPS mencatat, ekspor tumbuh sebesar 9,01% yoy pada April 2018. Sementara secara bulanan turun 7,19%. Sementara, di sisi impor tercatat naik 11,28% secara bulanan dan 34,6% secara tahunan.


Melihat hasil ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah memiliki pekerjaan rumah, yakni memperbaikinya. Caranya, fokus ke industri, komoditas, dan daerah tujuan.

“Hasil dari ini memberikan PR pada pemerintah untuk kerja lebih keras memperbaiki eksternal balance kita,” kata dia di Jakarta, Selasa (15/5).

Adapun untuk itu, pihaknya menyiapkan berbagai insentif, “Ada tax holiday, tax allowance, insentif untuk industri kecil yang padat karya, ada untuk investasi di bawah Rp 500 miliar kami akan berikan insentif,” ujarnya.

“Juga vokasional training, dan riset untuk menambah kemampuan mereka,” lanjutnya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, defisit ini sepertinya bakal berlanjut. Sebab, defisit yang terjadi disebabkan oleh banyaknya proyek infrastruktur yang tahapnya semakin jauh dan kenaikan investasi langsung di dalam negeri. Dan ini positif bagi ekonomi

“Itu menunjukkan hasil dari kenaikan investasi dan pembangunan infrastruktur. Itu tendensinya akan berlanjut,” kata Darmin di kantornya.

Ia mengatakan, itu sebabny pemerintah menyiapkan perizinan investasi yang makin mudah sekaligus berbagai insentif untuk investasi.

“Daftar kegiatan yang dapat tax holiday dan tax allowance itu sebagian memang yang berorientasi ekspor,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia