Likuditas ketat, 4 bank akan luncurkan obligasi



JAKARTA.  Likuiditas  yang  ketat  membuat  perbankan gencar mencari  pendanaan. Banyak cara yang dilakukan oleh perbankan untuk mengamankan modal. Salah satunya adalah dengan menerbitkan obligasi.

Berdasarkan mandat yang diterima oleh PT Pemeringkat Efek  Indonesia  (Pefindo), per Mei 2014, ada empat bank  yang akan menerbitkan obligasi. Adapun  total nilai emisinya mencapai Rp 7 triliun.

Yuyun Djuniar, Relationship  Manager  Marketing and Business Development Pefindo mengatakan setidaknya ada 10 perusahaan akan mengeluarkan  obligasi  dengan  total emisi Rp 12  triliun.   Dari  jumlah  itu, empat diantaranya dari perbankan.


Kemudian ada tiga perusahaan pembiayaan yang berencana menerbitkan  obligasi senilai Rp 2 triliun. Sisanya, obligasi sebesar Rp 3 triliun akan datang dari sektor korporasi.  "Untuk  perusahaan sekuritas masih belum bisa dipastikan," kata Yuyun, Selasa (10/6).

Hendro  Utomo,  Senior Vice President Pefindo menambahkan, pasar obligasi tahun ini tak semarak tahun lalu.  Biasanya,  penerbitan surat utang  selalu  ramai di semester kedua. Ia memperkirakan, investor  dan  perusahaan  penerbit  obligasi memilih menunggu hasil pemilu.

Setelah  pemilu,  Hendro menduga, pasar surat utang kembali bergairah. Sehingga perusahaan yang mengeluarkan  obligasi  akan  bertambah.  "Kalau  pemilu  lancar dan presiden sudah  terpilih maka akan terlihat arah kepemimpinannya," kata Hendro.

Pada awal tahun ini, sejumlah bank  sudah menyatakan niat merilis obligasi. Salah satunya adalah PT Bank  Jawa Barat-Banten  Tbk  (BJBR) yang akan obligasi untuk memupuk modal. Namun, bank ini  belum  bisa memastikan kapan waktu penerbitan obligasi tersebut.

Selain  BJB,  bank  lainnya yang berencana menerbitkan surat utang adalah PT Bank Mayapada Tbk (MAYA). Walaupun  telah merilis obligasi subordinasi  senilai  Rp  700 miliar di akhir tahun lalu, Mayapada sedang mengkaji penerbitan right issue dan surat utang di semester II 2014 sebesar Rp 1  triliun. Sama  seperti  BJB,  Mayapada  juga masih menunggu hingga pasar kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan