JAKARTA. Para bankir patut berlega hati. Likuiditas perbankan, khususnya bank-bank kecil, dalam kondisi sangat baik. Tidak ada lagi keluhan bahwa mereka kesulitan mendapatkan pinjaman di Pasar Uang Antar Bank (PUAB). "Duit bank-bank kecil banyak," kata Lisawati, Wakil Direktur Utama PT Bank Jasa Jakarta, Selasa (6/7). Ia bilang, bank-bank kecil tak lagi kesulitan mencari likuiditas di PUAB karena mereka telah membuat kesepakatan nonkomitmen dengan bank-bank besar. Istilahnya, money market line. Dengan kesepakatan tersebut, bank-bank kecil tak lagi khawatir kekurangan likuiditas. "Sebab, mereka bisa dengan cepat mendapatkan likuiditas di PUAB dari line itu," jelas Lisa. Wakil Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, di saat likuiditas ketat, sering muncul pendapat di pasar bahwa bank besar pilih-pilih dalam menyalurkan likuiditas di PUAB. "Bank kecil banyak yang protes kenapa bank pilih-pilih," ujar Jahja kepada KONTAN, belum lama ini.
Ia bilang, BCA bukan pilih-pilih, tapi menyalurkan likuiditas hanya ke beberapa bank untuk tujuan efisiensi. "Paling kita fokus kepada 20-30 bank saja. Kalau kami ada kelebihan, misalnya Rp 1 triliun, pada waktu kliring kami tak mungkin melakukan placement di 100 bank," tandasnya. Jadi, lebih baik BCA melakukan transaksi dengan sedikit bank asalkan terjadi kesepakatan. "Jika harus menunggu lama-lama, harga bisa naik turun," terang Jahja. Direktur Utama Bank Mega J.B. Kendarto mengamini pendapat Jahja. "Benar kata Pak Jahja, pilih-pilih sudah tidak ada," tuturnya. PUAB makin ramai Kondisi PUAB pun makin ramai sejak Bank Indonesia (BI) memperlebar koridor suku bunga PUAB overnight dari plus minus 50 basis poin (bsp) menjadi plus minus 100 bsp per 17 Juni lalu. Jahja bilang, kebijakan ini membuat penempatan dana di PUAB lebih menguntungkan daripada di BI.