Jakarta. Pertumbuhan dana simpanan masyarakat di perbankan sampai September 2016 hanya sebesar 3,98% secara tahunan atau year on year (yoy). Jumlah ini merosot drastis dibandingkan pertumbuhan setahun sebelumnya mencapai 11,87% yoy. Beberapa bankir menyebut masih rendahnya pertumbuhan dana simpanan utamanya simpanan di sistem perbankan disebabkan karena ada instrumen lain yang mempunyai imbal hasil yang lebih tinggi. Beberapa instrumen ini diantaranya adalah obligasi dan beberapa produk saham. Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan instrumen seperti obligasi dan beberapa produk dari pasar modal mempunyai imbal hasil relatif lebih tinggi dari produk perbankan. “Seperti surat utang ORI, dan sukuk ritel ini memang menyerap uang di sistem perbankan,,” ujar Baiquni kepada KONTAN, Rabu (2/11).
Likuiditas bank ketat, bankir salahkan pemerintah
Jakarta. Pertumbuhan dana simpanan masyarakat di perbankan sampai September 2016 hanya sebesar 3,98% secara tahunan atau year on year (yoy). Jumlah ini merosot drastis dibandingkan pertumbuhan setahun sebelumnya mencapai 11,87% yoy. Beberapa bankir menyebut masih rendahnya pertumbuhan dana simpanan utamanya simpanan di sistem perbankan disebabkan karena ada instrumen lain yang mempunyai imbal hasil yang lebih tinggi. Beberapa instrumen ini diantaranya adalah obligasi dan beberapa produk saham. Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan instrumen seperti obligasi dan beberapa produk dari pasar modal mempunyai imbal hasil relatif lebih tinggi dari produk perbankan. “Seperti surat utang ORI, dan sukuk ritel ini memang menyerap uang di sistem perbankan,,” ujar Baiquni kepada KONTAN, Rabu (2/11).