Likuiditas berlimpah, penawaran masuk pada lelang SUN (6/7) membeludak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat peserta lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (6/7) tercatat meningkat. Hal ini tercermin dari jumlah penawaran masuk. 

Berdasarkan data DJPPR, total penawaran yang masuk sebesar pada lelang kali ini mencapai Rp 83,40 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan Rp 69,95 triliun pada lelang SUN yang digelar sebelumnya, yakni Selasa (22/6).

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana menjelaskan, tingginya jumlah penawaran yang masuk seiring dengan melimpahnya likuiditas yang ada dalam negeri. Apalagi, dengan adanya PPKM Darurat, pemulihan di sektor riil kembali terganggu. 


“Pada akhirnya, kelompok perbankan yang tidak bisa menyalurkan kredit, mengalihkan dana tersebut untuk diinvestasikan di SBN. Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kredit perbankan tahun ini hanya akan tumbuh 6% plus minus 1% dari sebelumnya 7%, jadi likuiditas yang berlimpah ini masih akan terjadi,” ujar Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (6/7).

Baca Juga: Pemerintah mendesain ulang anggaran PEN untuk hadapi PPKM Darurat

Sementara Direktur Surat Utang Negara Deni Ridwan mengatakan, selain karena faktor likuiditas, salah satu pendorong tingginya minat pada lelang kali adalah para investor yang memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan seri SUN baru yang dilelang pertama kali pada hari ini. 

Asal tahu saja, pada lelang kali ini, pemerintah menerbitkan tiga seri baru yang akan menjadi seri benchmark untuk tahun depan. Ketiga seri tersebut adalah seri FR0090 yang akan jatuh tempo pada 15 April 2027, seri FR0091 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2032, dan seri FR0092 yang jatuh tempo pada 15 April 2042.

Lebih lanjut, Deni menyebut, peserta lelang hari ini masih didominasi oleh investor domestik, yakni sebesar 85,1% dari total bids yang masuk. Proporsi ini meningkat dibanding lelang SUN sebelumnya dimana partisipasi domestik mencapai 81,3%. “Sementara, sekitar 14,9% bids berasal dari investor asing, dengan bid yang terkonsentrasi di SUN seri baru yang bertenor 6 dan 11 tahun,” kata Deni.

Baca Juga: Berkat inflow dari lelang SUN, rupiah berpotensi menguat besok Rabu (7/7)

Dari total penawaran yang masuk, pemerintah menyerap sebanyak Rp 34 triliun pada lelang kali ini. Jumlah ini lebih tinggi daripada target indikatif Rp 33 triliun. 

Dalam lelang kali ini, seri FR0091 menjadi incaran para peserta dengan jumlah penawaran masuk mencapai Rp 33,97 triliun. Firki menilai, hal ini lantaran dari sisi risiko, seri dengan durasi menengah-panjang sebenarnya jauh lebih rendah. Apalagi yield saat ini trennya sedang menguat, sehingga jadi peluang untuk masuk.

Lebih lanjut, Fikri menjelaskan saat ini risiko defisit fiskal Indonesia memang sedang menguat. Pemerintah semula memperkirakan defisit tahun depan hanya berkisar 3%. Namun, dengan adanya PPKM darurat dan potensi penerimaan pajak yang lebih rendah, Fikri menyebut bukan tidak mungkin pada tahun defisit fiskal bisa meningkat. 

“Sementara dari segi yield pada lelang kali ini, cukup ideal, bahkan jauh lebih rendah dari perkiraan. Saat ini yield SBN 10 tahun 6,64%, namun yield rata-rata yang dimenangkan untuk FR0091 sebesar 6,37%. Jadi risiko pasar ke depan dianggap akan lebih baik,” tutup Fikri.

Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang SUN mencapai Rp 83 triliun pada Selasa (6/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati