KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai saham PT Pertamina Geothermal Tbk (
PGEO) rentan dipermainkan
market maker karena rendahnya likuiditas. Ia menyatakan saham PGEO memiliki
free float rendah sehingga menurunkan potensi keuntungan berupa capital gain dari hasil transaksi. Wawan menyebut investor tidak bisa mengharapkan imbal hasil (return) jangka pendek pada saham PGEO. Apalagi jika perseroan tidak mampu meningkatkan kinerja fundamental, terutama sisi profitabilitas.
“Walaupun masih ada prospek, tapi perseroan belum akan mampu bersaing langsung secara kinerja dengan emiten energi non-EBT karena biaya pengembangan yang mahal,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu (1/3).
Baca Juga: INA dan Masdar Caplok 20% Saham IPO Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Jika diamati, rasio profitabilitas perseroan memang terbilang minim. Dengan perolehan laba Rp 2,2 triliun pada kuartal III-2022, dan ekuitas sebesar Rp 29,3 triliun pasca-IPO, maka ROE PGEO hanya sekitar 7,5%. Secara umum, paparnya, semakin sedikit saham yang beredar di pasar, maka volatilitas harga saham akan tinggi pula. Kondisi tersebut biasanya memberikan ruang kepada pihak yang memiliki intensi memainkan saham tersebut. Wawan menilai likuiditas saham menjadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan oleh para investor.
“Salah satu cara untuk menarik minat investor terutama yang fokus trading ya harus punya swing lebar. Dengan banyaknya transaksi juga akan memberikan status likuid yang merupakan syarat untuk masuk ke banyak indeks,” ujarnya. Sejak empat hari diperdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PGEO belum juga menunjukkan kinerja positif. Secara kumulatif, saham anak usaha Pertamina itu masih terkoreksi 4,37% dan belum beranjak dari keterpurukan setelah 4 hari melantai di bursa.
Baca Juga: Meretas Jalan BUMN Jumbo Menggelar IPO Mengutip prospektus perseroan dinyatakan industri panas bumi tidak memiliki metodologi yang dibakukan sebagai standar tunggal secara internasional mengenai cara data cadangan sumber daya panas bumi diperkirakan, dicatat dan disertifikasi. Oleh sebab itu, penentuan cadangan sumber daya panas bumi merupakan kegiatan yang bersifat probabilistik atau kemungkinan sehingga tidak terdapat jaminan bahwa data cadangan sumber daya panas bumi perseroan dapat mencerminkan hasil aktual yang dimiliki perseroan secara akurat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli