DENPASAR. Tantangan bank di tahun depan semakin berat. Oleh karena itu, Bank Jabar Banten (BJB) berhati-hati melakukan ekspansi. Selain berupaya menjaga likuiditas dan menekan kredit bermasalah, BJB memutuskan menunda akuisisi perusahaan pembiayaan, yang semula ditargetkan terwujud tahun depan. Direktur Utama BJB, Bien Subiantoro, mengatakan tantangan utama perbankan di tahun depan adalah likuiditas yang ketat. Banyak dana nasabah institusi keluar dari sistem perbankan. Dana itu dialihkan untuk membeli surat utang negara (SUN) dengan tujuan mendongkrak yield SUN. Alhasil, likuiditas semakin seret dan persaingan memperebtukan dana pihak ketiga (DPK) kian ketat. "DPK perbankan akhir tahun akan menurun," kata Bien. Demikian pula likuiditas di BJB. Rasio pinjaman dibandingkan simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) BJB saat ini 90%. Biasanya LDR BJB di rentang 70%-80%. Likuiditas BJB juga semakin ketat, lantaran banyak dana pemerintah daerah di Jabar ditarik untuk pembayaran proyek.
Likuiditas ketat, BJB rilis obligasi Rp 5 triliun
DENPASAR. Tantangan bank di tahun depan semakin berat. Oleh karena itu, Bank Jabar Banten (BJB) berhati-hati melakukan ekspansi. Selain berupaya menjaga likuiditas dan menekan kredit bermasalah, BJB memutuskan menunda akuisisi perusahaan pembiayaan, yang semula ditargetkan terwujud tahun depan. Direktur Utama BJB, Bien Subiantoro, mengatakan tantangan utama perbankan di tahun depan adalah likuiditas yang ketat. Banyak dana nasabah institusi keluar dari sistem perbankan. Dana itu dialihkan untuk membeli surat utang negara (SUN) dengan tujuan mendongkrak yield SUN. Alhasil, likuiditas semakin seret dan persaingan memperebtukan dana pihak ketiga (DPK) kian ketat. "DPK perbankan akhir tahun akan menurun," kata Bien. Demikian pula likuiditas di BJB. Rasio pinjaman dibandingkan simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) BJB saat ini 90%. Biasanya LDR BJB di rentang 70%-80%. Likuiditas BJB juga semakin ketat, lantaran banyak dana pemerintah daerah di Jabar ditarik untuk pembayaran proyek.