JAKARTA. Hasil pantauan Bank Indonesia (BI) memperlihatkan dana pihak ketiga (DPK) perbankan kembali mengalami penurunan namun lebih kecil dibandingkan pekan sebelumnya yakni sebesar Rp 4,95 triliun. Likuiditas masih ketat lantaran kenaikan DPK valas sebesar Rp 3,07 triliun tidak bisa mengimbangi penurunan DPK rupiah sebesar Rp 8,02 triliun."Tapi, stabilitas sistem keuangan sampai dengan minggu ke-4 Februari 2011 masih terjaga baik. Ekspektasi tekanan inflasi global karena melejitnya harga minyak tak mempengaruhi aliran likuiditas," tangkis Kabiro Humas BI, Difi A Johansyah (7/3). Oleh sebab itu, kegiatan intermediasi perbankan kembali meningkat dengan kecukupan likuiditas yang masih memadai.BI berpendapat, dalam rangka ekspansi kredit, perbankan mengurangi penempatan pada alat likuid terutama pada SBI. Dengan demikian, selama tahun 2011 (ytd) DPK perbankan masih tercatat mengalami penurunan sebesar Rp 68,68 triliun setara 2,94%. Sedangkan secara tahunan (yoy) tetap naik sebesar Rp 343,15 triliun setara dengan 17,83%.Selama periode tersebut, penyaluran kredit perbankan terus bertambah sebesar Rp 10,98 triliun menjadi Rp 1.754,93 triliun. Kenaikan kredit tersebut didorong oleh kenaikan kredit rupiah maupun valas masing-masing sebesar Rp 8,36 triliun dan Rp 2,53 triliun.Kredit rupiah naik pada 4 kelompok bank yaitu swasta, BUMN, Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD), tertinggi pada kelompok bank swasta sebesar Rp 4,55 triliun. Sedangkan kelompok bank campuran mengalami penurunan sebesar Rp 0,01 triliun. Kondisi yang hampir sama terjadi pada kredit valas, di mana kredit turun di kelompok bank campuran Rp 0,85 triliun. Sedangkan kredit di 3 kelompok Bank yaitu swasta, BUMN dan KCBA mengalami peningkatan. Kredit valas di BPD tidak mengalami perubahan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Likuiditas ketat masih mengancam perbankan
JAKARTA. Hasil pantauan Bank Indonesia (BI) memperlihatkan dana pihak ketiga (DPK) perbankan kembali mengalami penurunan namun lebih kecil dibandingkan pekan sebelumnya yakni sebesar Rp 4,95 triliun. Likuiditas masih ketat lantaran kenaikan DPK valas sebesar Rp 3,07 triliun tidak bisa mengimbangi penurunan DPK rupiah sebesar Rp 8,02 triliun."Tapi, stabilitas sistem keuangan sampai dengan minggu ke-4 Februari 2011 masih terjaga baik. Ekspektasi tekanan inflasi global karena melejitnya harga minyak tak mempengaruhi aliran likuiditas," tangkis Kabiro Humas BI, Difi A Johansyah (7/3). Oleh sebab itu, kegiatan intermediasi perbankan kembali meningkat dengan kecukupan likuiditas yang masih memadai.BI berpendapat, dalam rangka ekspansi kredit, perbankan mengurangi penempatan pada alat likuid terutama pada SBI. Dengan demikian, selama tahun 2011 (ytd) DPK perbankan masih tercatat mengalami penurunan sebesar Rp 68,68 triliun setara 2,94%. Sedangkan secara tahunan (yoy) tetap naik sebesar Rp 343,15 triliun setara dengan 17,83%.Selama periode tersebut, penyaluran kredit perbankan terus bertambah sebesar Rp 10,98 triliun menjadi Rp 1.754,93 triliun. Kenaikan kredit tersebut didorong oleh kenaikan kredit rupiah maupun valas masing-masing sebesar Rp 8,36 triliun dan Rp 2,53 triliun.Kredit rupiah naik pada 4 kelompok bank yaitu swasta, BUMN, Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD), tertinggi pada kelompok bank swasta sebesar Rp 4,55 triliun. Sedangkan kelompok bank campuran mengalami penurunan sebesar Rp 0,01 triliun. Kondisi yang hampir sama terjadi pada kredit valas, di mana kredit turun di kelompok bank campuran Rp 0,85 triliun. Sedangkan kredit di 3 kelompok Bank yaitu swasta, BUMN dan KCBA mengalami peningkatan. Kredit valas di BPD tidak mengalami perubahan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News