Likuiditas Ketat, Multifinance Rem Laju Kredit



JAKARTA. Beda dengan perbankan yang jor-joran mengguyur kredit, perusahaan pembiayaan mulai mengerem penyaluran kreditnya. Salah satu alasannya, perusahaan pembiayaan saat ini merasa kesulitan untuk mendapat sumber pendanaan kredit.

Perlambatan kredit itu terlihat dari penyaluran kredit multifinance selama bulan Juli 2008 yang tak sebesar bulan-bulan sebelumnya. Statistik Keuangan Bank Indonesia (BI) yang terbaru mencatat, selama bulan Juli 2008, perusahaan pembiayaan hanya menyalurkan kredit sebanyak Rp 1,3 triliun dengan total outstanding kredit Rp 122,4 triliun.

Bandingkan dengan bulan Juni 2008. Pada bulan itu, perusahaan pembiayaan mampu mengguyur kredit hingga Rp 2,8 triliun dengan total outstanding kredit Rp 121,1 triliun. Puncak penyaluran kredit multifinance terjadi pada bulan Mei 2008. Dalam bulan tersebut multifinance mampu mengerek kredit hingga Rp 4 triliun.


Tertolong kredit konsumsi

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis Firmansjah mengakui memasuki semester kedua 2008, perusahaan pembiayaan tak lagi kencang menggenjot kredit.

Kecuali pembiayaan konsumsi yang masih cukup tinggi, pembiayaan lain di multifinance seperti sewa guna usaha atau leasing, anjak piutang dan kartu kredit memang mengalami penurunan. "Untungnya pembiayaan sepeda motor dan mobil permintaannya masih cukup besar sehingga kredit multifinance masih mencatat pertumbuhan," ujar Dennis, hari ini.

Menurut Dennis, ada beberapa sebab laju kredit perusahaan pembiayaan pada semester kedua tak sederas di semester pertama 2008. Pertama, pengaruh kenaikan bunga kredit. Kedua, bank lebih hati-hati menyeleksi calon debitur. "Misalnya menaikkan besaran uang muka dari tadinya 10% menjadi 20%," sambungnya.

Serta ketiga, perusahaan pembiayaan kesulitan mendapatkan sumber pendanaan kredit gara-gara likuiditas ketat di perbankan. "Ketatnya likuiditas di perbankan ini pengaruhnya cukup besar bagi multifinance," imbuh Dennis.

Dennis menduga, perlambatan kredit ini di perusahaan pembiayaan bakal berlangsung sampai akhir tahun. Namun ia yakin pertumbuhan kredit perusahaan pembiayaan masih bisa mencapai 20% atau menjadi Rp 130 triliun pada akhir tahun ini. Tahun 2007 lalu saja, kucuran kredit perusahaan pembiayaan mencapai Rp 107,7 triliun.

Direktur Surya Artha Nusantara (SAN) Finance Susilo Sudjono mengatakan, pada semester kedua ini tren kredit perusahaan pembiayaan memang melambat. "Kalau bulan Juli dan Agustus masih agak lumayan. Bulan September 2008 ini yang mulai pelan," ujar mantan Ketua APPI tersebut.

Susilo juga menuding, ketatnya likuiditas perbankan yang membuat ruang gerak perusahaan pembiayaan dalam menyalurkan kredit menjadi makin sempit. "Ini dampaknya memang sangat terasa. Kami jadi kesulitan mencari sumber pendanaan," imbuhnya.

Data BI juga menyebut, kredit konsumsi masih mendominasi kredit multifinance pada bulan Juli 2008 dengan total outstanding Rp 80,01 triliun, naik Rp 2,8 triliun dari posisi bulan Juni. Sementara kredit leasing melorot Rp 1,5 triliun dari Rp 40,4 triliun menjadi Rp 38,9 triliun di bulan Juli 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie