KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah likuiditas yang melimpah, bank memilih memarkirkan dananya ke surat berharga. Hal ini sebagai strategi bank untuk mengoptimalkan simpanan nasabah ketika penyaluran kredit masih rendah. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) misalnya, mengambil momen ini untuk menekan rasio dana mahal (CASA) agar beban dana (cost of fund) bisa turun. Salah satunya, dengan memarkirkan dana pihak ketiga (DPK) ke surat berharga negara (SBN). "Kelebihan likuiditas kami tempatkan di SBN yang likuid, sehingga bisa siap setiap saat jika dikonversi untuk pembayaran kredit," kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nofry Rony Poetra, pada Jumat (19/11).
Likuiditas melimpah, bank parkirkan dana ke surat berharga negara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah likuiditas yang melimpah, bank memilih memarkirkan dananya ke surat berharga. Hal ini sebagai strategi bank untuk mengoptimalkan simpanan nasabah ketika penyaluran kredit masih rendah. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) misalnya, mengambil momen ini untuk menekan rasio dana mahal (CASA) agar beban dana (cost of fund) bisa turun. Salah satunya, dengan memarkirkan dana pihak ketiga (DPK) ke surat berharga negara (SBN). "Kelebihan likuiditas kami tempatkan di SBN yang likuid, sehingga bisa siap setiap saat jika dikonversi untuk pembayaran kredit," kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nofry Rony Poetra, pada Jumat (19/11).