Likuiditas membaik, kredit kuartal I Mandiri naik



JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk mengaku terjadi peningkatan penyaluran kredit sepanjang kuartal I-2015 ini. Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansyuri mengungkapkan jika dibandingkan dengan Q1-2014, penyaluran kredit bank dengan kode BMRI mengalami perbaikan, meski tren secara industri perbankan kuartal I cenderung melambat.

"Pertumbuhan kredit kuartal I-2015 membaik, menjadi sekitar 14%-15%, karena kondisi likuiditas sudah makin baik," ungkap Pahala kepada KONTAN, Minggu (22/3).

Hal ini sejalan dengan optimisme Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan bahwa pertumbuhan kredit bank umum pada kuartal I-2015 bisa mencapai target arahan sebesar 15%-17% sepanjang tahun 2015. Pertumbuhan kredit bank umum akan mulai membaik di kuartal I-2015.


OJK mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan akan mulai membaik pada Maret ini. Hal ini bisa terjadi jika disertai kebijakan ekonomi yang tepat untuk mengelola makro prudential di tengah tantangan global. Terlebih jika pemerintah jadi menggalakkan pembangunan infrastruktur.

"Ini akan positif mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan sehingg saya kira bisa sampai 16% secara yoy tahun ini," kata Irwan Lubis, Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan Perbankan, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Irwan mengungkapkan, sempat terjadi tren penurunan penarikan kredit pada Januari 2015. Mengacu data OJK per Januari 2015, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.634,62 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan yang melambat drastis, yakni 11,54% secara tahunan.

Padahal di bulan Januari 2014, jumlah kredit bank umum yang telah disalurkan mencapai Rp 3.258,42 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 31,25% dibanding Januari 2013 yang mencapai Rp 2.688,14 triliun.

Irwan mengakui, ini tak lepas dari efek pertumbuhan kredit perbankan yang memang melambat sepanjang tahun 2014 lalu. "Sebab tahun lalu banyak even besar yang tidak berkaitan dengan ekonomi seperti Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Dunia usaha memilih menunggu," ujar Irwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa