JAKARTA. Likuiditas perbankan mengetat meski BI rate sudah dinaikkan dua kali berturut-turut sebesar 0,75% menjadi 5,6%. Maka dari itu, industri perbankan berlomba-lomba menarik dana dari masyarakat. Direktur Bank Mutiara Benny Purnomo menyampaikan, perbankan mulai menaikkan bunga simpanan karena inflasi kian tinggi, sehingga nasabah-nasabah berkantong tebal mulai melakukan shopping rate untuk memperoleh bunga tinggi. "Masih akan ada badai pengetatan likuiditas, sehingga kami menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 1,9 triliun," kata Benny, kemarin malam. Bank yang berkode sama BCIC ini sudah menaikkan bunga simpanan sebesar 25 basis poin (bps) untuk menarik dana nasabah khususnya deposito. Menurutnya, di tengah pengetatan likuiditas ini bank lebih fokus membidik dana deposito dibandingkan tabungan dan giro. Adapun, bank yang tengah menjalani proses divestasi ini menargetkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 2 triliun di tahun 2013 ini. Per Juni 2013, perseroan telah menyerap dana mahal sebesar Rp 1 triliun. Diharapkan pada semester II/2013 bisa menyerap tambahan dana Rp 1 triliun.
Likuiditas mengetat, perbankan berebut dana
JAKARTA. Likuiditas perbankan mengetat meski BI rate sudah dinaikkan dua kali berturut-turut sebesar 0,75% menjadi 5,6%. Maka dari itu, industri perbankan berlomba-lomba menarik dana dari masyarakat. Direktur Bank Mutiara Benny Purnomo menyampaikan, perbankan mulai menaikkan bunga simpanan karena inflasi kian tinggi, sehingga nasabah-nasabah berkantong tebal mulai melakukan shopping rate untuk memperoleh bunga tinggi. "Masih akan ada badai pengetatan likuiditas, sehingga kami menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 1,9 triliun," kata Benny, kemarin malam. Bank yang berkode sama BCIC ini sudah menaikkan bunga simpanan sebesar 25 basis poin (bps) untuk menarik dana nasabah khususnya deposito. Menurutnya, di tengah pengetatan likuiditas ini bank lebih fokus membidik dana deposito dibandingkan tabungan dan giro. Adapun, bank yang tengah menjalani proses divestasi ini menargetkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 2 triliun di tahun 2013 ini. Per Juni 2013, perseroan telah menyerap dana mahal sebesar Rp 1 triliun. Diharapkan pada semester II/2013 bisa menyerap tambahan dana Rp 1 triliun.