KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan mau tak mau memberi dampak bagi prospek kinerja sektor keuangan, antara lain perusahaan perbankan dan pembiayaan. Risiko perlambatan kinerja sektor keuangan pun turut menyelimuti prospek penerbitan obligasi korporasinya. Padahal, kebutuhan pendanaan perusahaan bank dan pembiayaan kian bertambah, sementara likuditas terus di pasar terus mengetat. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail, menilai, tren kenaikan suku bunga yang menekan kinerja sektor keuangan masih akan berlangsung hingga tahun depan. "Kelihatannya suku bunga masih akan naik empat kali lagi sampai semester pertama 2019," ujar Mikail, Kamis (20/9). Sementara, ia menambahkan, tingkat inflasi saat ini masih cukup rendah. Akibatnya, tekanan likuiditas di pasar pun semakin besar. Menurutnya, sepuluh atau lima belas tahun lalu, PDB nominal Indonesia masih sanggup tumbuh di kisaran 12%-15% meski kondisi suku bunga tinggi juga.
Likuiditas pasar mengetat, serapan obligasi korporasi sektor keuangan bisa berkurang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan mau tak mau memberi dampak bagi prospek kinerja sektor keuangan, antara lain perusahaan perbankan dan pembiayaan. Risiko perlambatan kinerja sektor keuangan pun turut menyelimuti prospek penerbitan obligasi korporasinya. Padahal, kebutuhan pendanaan perusahaan bank dan pembiayaan kian bertambah, sementara likuditas terus di pasar terus mengetat. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail, menilai, tren kenaikan suku bunga yang menekan kinerja sektor keuangan masih akan berlangsung hingga tahun depan. "Kelihatannya suku bunga masih akan naik empat kali lagi sampai semester pertama 2019," ujar Mikail, Kamis (20/9). Sementara, ia menambahkan, tingkat inflasi saat ini masih cukup rendah. Akibatnya, tekanan likuiditas di pasar pun semakin besar. Menurutnya, sepuluh atau lima belas tahun lalu, PDB nominal Indonesia masih sanggup tumbuh di kisaran 12%-15% meski kondisi suku bunga tinggi juga.