JAKARTA. Perbankan Indonesia mulai rajin mengalihkan dana mereka ke berbagai surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Negara (SBN) dan term deposit. Langkah ini dilakukan setelah otoritas mengimbau perbankan mengerem penyaluran kredit dan memupuk likuiditas.Bank OCBC NISP misalnya, mencatat kenaikan penyimpanan dana ke aset marketable securities sebesar 99% menjadi Rp 16,25 triliun per Desember 2013 dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya senilai Rp 8,17 triliun. Sebaliknya, dana yang ditempatkan ke bank-bank lain turun 7,06% menjadi Rp 5,07 triliun per Desember 2013, dibandingkan posisi yang sama senilai Rp 5,46 triliun. Hartati, Direktur Keuangan Bank OCBC NISP megakui, kenaikan simpanan di surat berharga likuid lantaran kelebihan likuiditas, terutama setelah menjual saham baru (rights issue) sebesar Rp 3,5 triliun pada akhir tahun lalu. "Dana yang kami peroleh belum sepenuhnya disalurkan untuk kredit, maka dari itu kami simpan di BI," kata Hartati, Rabu (12/2). Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon Indonesia, mengakui, pihaknya menempatkan dana besar di BI seiring dengan perolehan dana yang besar sementara target pertumbuhan kredit yang tidak signifikan pada tahun 2014 ini. Pada Desember 2013 lalu, dana yang diparkir di BI mencapai Rp 13 triliun atau naik 34% dibandingkan posisi Desember 2012 senilai Rp 9,7 triliun.
Likuiditas perbankan kian longgar
JAKARTA. Perbankan Indonesia mulai rajin mengalihkan dana mereka ke berbagai surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Negara (SBN) dan term deposit. Langkah ini dilakukan setelah otoritas mengimbau perbankan mengerem penyaluran kredit dan memupuk likuiditas.Bank OCBC NISP misalnya, mencatat kenaikan penyimpanan dana ke aset marketable securities sebesar 99% menjadi Rp 16,25 triliun per Desember 2013 dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya senilai Rp 8,17 triliun. Sebaliknya, dana yang ditempatkan ke bank-bank lain turun 7,06% menjadi Rp 5,07 triliun per Desember 2013, dibandingkan posisi yang sama senilai Rp 5,46 triliun. Hartati, Direktur Keuangan Bank OCBC NISP megakui, kenaikan simpanan di surat berharga likuid lantaran kelebihan likuiditas, terutama setelah menjual saham baru (rights issue) sebesar Rp 3,5 triliun pada akhir tahun lalu. "Dana yang kami peroleh belum sepenuhnya disalurkan untuk kredit, maka dari itu kami simpan di BI," kata Hartati, Rabu (12/2). Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon Indonesia, mengakui, pihaknya menempatkan dana besar di BI seiring dengan perolehan dana yang besar sementara target pertumbuhan kredit yang tidak signifikan pada tahun 2014 ini. Pada Desember 2013 lalu, dana yang diparkir di BI mencapai Rp 13 triliun atau naik 34% dibandingkan posisi Desember 2012 senilai Rp 9,7 triliun.