Likuiditas perekonomian (M2) naik pada Juni 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2021 tumbuh meningkat dari bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada Juni 2021 sebesar Rp 7.119,6 triliun atau naik 1,78% mom dari bulan Mei 2021 yang sebesar Rp 6.994,9 triliun. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, dengan posisi M2 pada Juni 2021 tersebut, ini tumbuh 11,4% yoy. Pertumbuhan ini juga meningkat dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 8,1% yoy. “Peningkatan tersebut terutama didorong oleh akselerasi komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi,” ujar Erwin dalam laporannya, Jumat (23/7). 

Terperinci, komponen M1 pada Juni 2021 tercatat Rp 1.915,5 triliun atau naik 2,88% mom dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 1.861,9 triliun. Secara tahunan, komponen M1 tumbuh 17,0% yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 12,6% yoy. 


Akselerasi pertumbuhan pada komponen M1 terutama dipengaruhi oleh peningkatan peredaran kartal serta giro rupiah. Pada Juni 2021, kartal di luar sistem moneter tercatat sebesar Rp 739,1 triliun atau tumbuh 13,4% yoy, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,6% yoy. 

Baca Juga: Alasan ekonom Bank Mandiri ramal suku bunga acuan tetap di 3,5% hingga akhir 2021

Sementara itu, giro rupiah masyarakat pada Juni 2021 tumbuh 19,3% yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 15,5% yoy. Meski demikian, dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan bank tumbuh 9,8% yoy, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 31,4% yoy. Dana float pada Juni 2021 tercatat Rp 2,9 triliun, dengan pangsa 0,15% terhadap M1. 

Dari sisi uang kuasi, pada Juni 2021 tercatat Rp 5.187,6 triliun atau tumbuh 1,42% mom dari bulan Mei 2021 yang sebesar Rp 5.114,8 triliun. Pertumbuhan secara tahunannya pun tercatat 9,6% yoy atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 6,8% yoy. 

Peningkatan terjadi pada hampir seluruh instrumen uang kuasi, baik itu tabungan, simpanan berjangka rupiah, maupun giro valas. Di sisi lain, simpanan berjangka valas menunjukkan kontraksi yang lebih dalam.  Uang kuasi ini memiliki pangsa 72,9% terhadap M2. 

Sementara itu, surat berharga selain saham masih menunjukkan pertumbuhan negatif sebesar 21,5% yoy, tetapi ini tidak sedalam bulan sebelumnya yang minus 25,6% yoy, seiring meningkatnya tagihan akseptasi korporasi non bank dalam rupiah dan valas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .