JAKARTA. Minimnya likuiditas rupiah dan valuta asing (valas) di perbankan turut memberikan dampak kepada perusahaan pembiayaan alias multifinance. Salah satu dampaknya yaitu, perusahaan multifinance akan semakin sulit untuk mencari sumber pendanaan dari dalam dan luar negeri.Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis Firmansjah mengatakan, ada kesulitan dari multifinance untuk mendapatkan komitmen pendanaan. "Kalaupun ada, likuiditasnya terbatas dan bunganya cukup tinggi," ujarnya.Saat ini, menurut Dennis, bunga yang ditawarkan dari perbankan dalam dan luar negeri mulai merangkak naik sejak Agustus lalu. Jika tadinya bunga pinjaman untuk rupiah berkisar antara 11% sampai 12%, maka terjadi kenaikan menjadi 15% sampai 16%. Sedangkan untuk pinjaman dalam bentuk valas, bunga juga ikut naik dari yang tadinya sekitar 4% menjadi 6%-7%.
Likuiditas Seret, Multifinance Susah Cari Pinjaman
JAKARTA. Minimnya likuiditas rupiah dan valuta asing (valas) di perbankan turut memberikan dampak kepada perusahaan pembiayaan alias multifinance. Salah satu dampaknya yaitu, perusahaan multifinance akan semakin sulit untuk mencari sumber pendanaan dari dalam dan luar negeri.Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis Firmansjah mengatakan, ada kesulitan dari multifinance untuk mendapatkan komitmen pendanaan. "Kalaupun ada, likuiditasnya terbatas dan bunganya cukup tinggi," ujarnya.Saat ini, menurut Dennis, bunga yang ditawarkan dari perbankan dalam dan luar negeri mulai merangkak naik sejak Agustus lalu. Jika tadinya bunga pinjaman untuk rupiah berkisar antara 11% sampai 12%, maka terjadi kenaikan menjadi 15% sampai 16%. Sedangkan untuk pinjaman dalam bentuk valas, bunga juga ikut naik dari yang tadinya sekitar 4% menjadi 6%-7%.