KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permasalahan likuiditas di industri perbankan belum menemukan titik terang. Bahkan, beberapa bankir menyebutkan kondisi likuiditas ketat masih akan berlanjut di tahun 2025. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk Anton Hermawan, yang mengungkapkan bahwa likuiditas ketat akan tetap membayangi industri. Bahkan, ia melihat ada potensi terjadi perang perebutan Dana Pihak Ketiga (DPK) di tahun 2025. Menurutnya, permasalahan likuiditas ini termasuk masalah urgent yang perlu diselesaikan pada sistem ekonomi Indonesia saat ini. Terlebih, ia menyoroti adanya instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang mengganggu masalah tersebut.
“Yang saya dengar misalnya target SRBI dan sebagainya di tahun depan naik sangat tinggi. Itu efeknya ya ke likuiditas dan DPK,” ujar Anton, Selasa (3/12). Baca Juga:
Krom Bank (BBSI) Jual Aset Kantor Cabang di Bandung Senilai Rp 2,95 Miliar Oleh karenanya, ia melihat Krom Bank akan menggunakan strategi yang sama yaitu tetap menawarkan bunga tinggi hingga 8,75% per tahun untuk menjaring DPK. Sebab, hal tersebut terbukti masih mampu menjadi pendorong tumbuhnya DPK.
“Mungkin kita bisa expect bank-bank lain akan menaikkan juga
interest rate-nya,” ujar Anton. Sebagai informasi, DPK milik Krom Bank per Oktober 2024 tercatat tumbuh 1546,78% secara tahunan (YoY) atau menjadi Rp 2,57 triliun. Di mana, pertumbuhan tinggi ini disebabkan, bank baru kembali meluncur sebagai bank digital pada awal tahun 2024. Tak hanya mengandalkan DPK, Anton bilang saat ini Krom Bank masih terbantu dengan modal yang cukup besar untuk menopang penyaluran kredit. Di mana, pada periode Oktober 2024, modal disetor Krom Bank senilai Rp 1,23 triliun.
“Nanti kami coba lihat, dengan apa yang Krom Bank miliki sekarang, saya rasa masih bisa yakin tumbuh,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari