Likuiditas tebal, BRI tempatkan dana di instrumen jangka panjang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan hingga akhir tahun lalu, penempatan dana perbankan di surat berharga naik signifikan mencapai 20,31% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1.035,33 triliun.

Rinciannya, dana bank yang ditempatkan di obligasi mencapai Rp 637,77 triliun atau meningkat 13,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 561,96 triliun. Sementara, penempatan dana di Bank Indonesia (BI) turun 2,37% yoy menjadi Rp 700,77 triliun.

Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menilai hal tersebut wajar, lantaran secara umum kondisi likuiditas perbankan pada 2017 lebih tebal dibandingkan posisi tahun sebelumnya.


SEVP Global Treasury BRI Hexana Tri Sasongko mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan portofolio bank cenderung ditempatkan pada instrumen yang lebih panjang. Hal ini juga dilakukan seiring upaya meningkatkan imbal hasil perbankan (yield enhancement).

"Sementara penempatan dana di BI itu lebih untuk pemenuhan kebijakan atau regulatory compliance dan untuk dana dalam jangka pendek," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).

Lanjut Hexana, di BRI, penempatan dana dalam surat berharga pada tahun lalu tumbuh hingga 22% secara yoy. Sedangkan, penempatan di BI turun cukup dalam yaitu sebanyak 61% secara tahunan.

Kendati demikian, bank nomor wahid ini menilai tren penempatan dana di surat berharga pada tahun ini akan stabil. Artinya, pertumbuhannya tidak akan jauh berbeda dengan posisi tahun lalu.

Hanya saja, Hexana bilang, kondisi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat pada tahun ini perlu diwaspadai. "Sejauh ini likuditas masih bagus. Hanya kenaikan suku bunga AS yang cukup tajam perlu diwaspadai," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini