Likuiditas tebal, CIMB Niaga syariah bidik pembiayaan tumbuh 20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas bank syariah tercatat masih cukup longgar. Hal ini terlihat pada statistik perbankan syariah (SPS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per November 2017 financing deposit ratio (FDR) bank umum syariah (BUS) berada di level 80,7%. Jumlah ini menurun dari posisi tahun lalu 86,27%. Kendati demikian, Unit Usaha Syariah (UUS) justru mengalami sedikit pengetatan likuiditas. Secara industri, FDR UUS tembus ke level 100,2%, naik dari posisi November 2016 yang mencapai 96,6%. Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan yang signifikan mencapai 36,93% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 90,14 triliun. Melihat tren ini, UUS PT Bank CIMB Niaga Tbk menilai dari sisi perseroan sebenarnya likuiditas masih cukup memadai. Hal ini tercermin dari FDR UUS CIMB Niaga yang sebesar 83% per akhir tahun lalu. "UUS CIMB Niaga FDR nya sekitar 83% dan NPF (non performing financing) 0,91% tahun ini pastinya double digit tumbuhnya minimal 20% kenaikan pembiayaan," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/1). Untuk menggenjot ruang pembiayaan yang masih besar, pihaknya bakal mendorong pembiayaan ke segmen korporasi, komersial dan UKM serta konsumer secara merata. Adapun, segmen yang bakal menjadi andalan CIMB Niaga Syariah antara lain konsumer dengan produk kredit pemilikan rumah (KPR) dan pembiayaan korporasi. Sebagai informasi, total pembiayaan CIMB Niaga Syariah sampai September 2017 sebanyak Rp 14,48 triliun. Sebelumnya pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 7,89 triliun atau naik 83%. Dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau NPF gross pada September sebesar 1,01%. Menurun dari periode sama tahun lalu yang mencapai 2,01%.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina