JAKARTA. Penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah tak membuat likuiditas valuta asing (valas) di perbankan menjadi kering. Para bankir mengaku masih mengantongi banyak likuiditas valas, terutama dollar AS, sehingga memenuhi permintaan likuiditas dalam dollar AS. Royke Tumilaar, Direktur Treasury and Market Bank Mandiri mengaku, likuiditas valas Bank Mandiri masih mencukupi, sehingga belum berniat untuk menarik pinjaman luar negeri. Saat ini, likuiditas valas Mandiri di atas US$ 3 miliar. "Ini cukup untuk kebutuhan ekspansi bisnis hingga tahun mendatang,” terang Royke, Kamis (11/3). Selain ketercukupan likuiditas, Royke mengaku, Bank Mandiri tidak jor-joran menyalurkan kredit. Tahun ini saja, Bank Mandiri hanya mematok pertumbuhan kredit valas di bawah 10%, dari rata-rata pertumbuhan sebanyak 15%–17% di tahun-tahun sebelumnya. Dia menambahkan, permintaan valas dari pebisnis komoditas sangat kecil karena harga komoditas sendiri sedang tertekan.
Likuiditas valas perbankan masih aman
JAKARTA. Penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah tak membuat likuiditas valuta asing (valas) di perbankan menjadi kering. Para bankir mengaku masih mengantongi banyak likuiditas valas, terutama dollar AS, sehingga memenuhi permintaan likuiditas dalam dollar AS. Royke Tumilaar, Direktur Treasury and Market Bank Mandiri mengaku, likuiditas valas Bank Mandiri masih mencukupi, sehingga belum berniat untuk menarik pinjaman luar negeri. Saat ini, likuiditas valas Mandiri di atas US$ 3 miliar. "Ini cukup untuk kebutuhan ekspansi bisnis hingga tahun mendatang,” terang Royke, Kamis (11/3). Selain ketercukupan likuiditas, Royke mengaku, Bank Mandiri tidak jor-joran menyalurkan kredit. Tahun ini saja, Bank Mandiri hanya mematok pertumbuhan kredit valas di bawah 10%, dari rata-rata pertumbuhan sebanyak 15%–17% di tahun-tahun sebelumnya. Dia menambahkan, permintaan valas dari pebisnis komoditas sangat kecil karena harga komoditas sendiri sedang tertekan.