KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Di tengah potensi resesi negara-negara di dunia, kelompok negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) diyakini tak akan tergelincir ke jurang resesi. Kepala Ekonom CGS-CIMB Sekuritas Nazmi Idrus mengungkapkan, beberapa kondisi menunjukkan bahwa negara-negara ASEAN cukup kuat di tengah badai ketidakpastian. "Pertumbuhan ASEAN pada tahun ini resilien. Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, tidak akan resesi," tegas Nazmi dalam CGS China-ASEAN Business Leaders Summit, Kamis (9/3) di Singapura.
Baca Juga: Perkuat Ketahanan Ekonomi, Pemerintah Gaungkan Transformasi Ekonomi Digital Nazmi menjabarkan lima poin yang bisa menjadi alasan kekuatan pertumbuhan negara-negara ASEAN.
Pertama, kondisi turisme sudah pulih. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara anggota ASEAN yang bergantung pada pariwisata. Seperti contohnya Thailand dan Singapura. Peningkatan jumlah pelancong akibat makin pulihnya Covid-19 dan dibukanya ekonomi China, berpotensi menambah pertumbuhan ekonomi negara tujuan wisata tersebut sekitar 3% poin pada tahun ini. "Akan ada peningkatan jumlah turis yang signifikan dan akan menaikkan PDB 3% poin dari normalnya. Turisme akan mendorong pertumbuhan," terang Nazmi.
Kedua, inflasi yang mulai melandai bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Inflasi yang melandai akan memperkokoh daya beli masyarakat.
Baca Juga: Ini Bahaya Perang Dagang AS-China yang Mengancam ASEAN Daya beli yang kuat tentu akan menambah kekuatan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN yang memiliki porsi domestik lebih besar dalam komponen PDB.
Ketiga, pemulihan sektor tenaga kerja. Dengan roda ekonomi yang mulai bergerak, maka serapan tenaga kerja berpotensi bertambah.
Hanya saja, Nazmi mengaku ada beberapa negara di ASEAN yang masih belum melakukan penyerapan tenaga kerja yang signifikan, seperti Malaysia dan Indonesia.
Keempat, sinyal bank sentral yang tak akan terlalu agresif dalam mengerek suku bunga acuan. Dengan kata lain, kenaikan suku bunga telah atau hampir mencapai puncaknya. "Ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian ke depan," tambahnya.
Kelima, pembukaan ekonomi China. Terlebih, China memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan negara-negara ASEAN baik itu dari sisi perdagangan, investasi, maupun turisme.
Editor: Herlina Kartika Dewi