Lima bank bakal danai LRT Jabodetabek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melalui pembahasan cukup lama, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perhubungan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Keuangan memutuskan nilai investasi untuk proyek light rail transit (LRT) Jabodetabek.

Adapun, nilai investasi yang telah disepakati sebesar Rp 29,9 triliun, atau turun dari perhitungan sebelumnya yang mencapai Rp 31 triliun.

Dana tersebut nantinya akan diperoleh dari beberapa sumber antara lain melalui penyertaan modal negara (PMN) serta pinjaman bank kepada PT Adhi Karya Tbk dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).


Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo menyebut, skema pembiayaan ini melalui kredit sindikasi antara lima bank besar di Indonesia, yaitu tiga bank BUMN yakni Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), serta dua bank swasta nasional. Selain itu, PT Sarana Multi Infrastruktur atau SMI disebut juga akan turut memberikan pinjaman untuk proyek LRT Jabodetabek.

Tiko menambahkan, nantinya total pembiayaan yang bakal dikucurkan melalui bank yakni mencapai Rp 18,1 triliun. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan hitung-hitungan sebelumnya yang sempat mencapai Rp 23 triliun.

Sementara bunga kredit yang ditetapkan untuk proyek ini sebesar 8,25%. Besaran margin ini dinilai Tiko lebih rendah dibandingkan permintaan bank di tahap pembahasan sebelumnya. Hanya saja, bank menilai besaran bunga tersebut telah disepakati lantaran adanya fluktuasi penurunan suku bunga di pasar. "Iya bunganya turun, karena kan kurs bunga turun dan ada subdisi juga dari pemerintah," imbuhnya.

Di sisi lain, untuk pembiayaan depo dan TOD Adhi Karya, Tiko memperkirakan Adhi Karya akan memerlukan pinjaman dana sebesar Rp 2,8 triliun melalui kredit sindikasi.

Adapun, Bank Mandiri memperkirakan akan menyalurkan kredit sekitar Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun. Bank pelat merah ini juga bakal memberikan pembiayaan kepada PT Adhi Karya TBk untuk transit oriented development (TOD) di sekitar proyek LRT. "Porsinya kami sedang hitung sekitar Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun, karena nanti ada pembiayaan untuk depo dan TOD Adhi Karya juga," katanya saat ditemui di kantor Kemenko Maritim, Jumat (8/12).

Secara terpisah, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan dana pinjaman dari Bank Mandiri, akan terserap di penghujung tahun 2017 mendatang. "Dalam waktu dekat, di bulan ini," katanya.

Beberapa TOD yang akan dibangun oleh Adhi Karya, yakni Bekasi Timur, Ciracas, dan Cibubur. Perusahaan juga berencana membangun tujuh depo.

Selain bank pelat merah, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menyebut siap untuk ikut masuk ke pendanaan proyek LRT. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyebut pihaknya bakal mengucurkan pendanaan sebesar Rp 4 triliun untuk proyek ini.

Bank swasta terbesar di Indonesia ini juga mengatakan pemerintah telah memenuhi seluruh persyaratan yang diajukan oleh BCA antara lain melalui jaminan pemerintah alias goverment guarantee. "Jaminannya berupa goverment guarantee, dengan memakai APBN multi years dan KAI disubsidisi atas ketekorannya," kata Jahja kepada Kontan.co.id, Minggu (10/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini