Lima cara tak terduga atasi migrain



JAKARTA. Migrain adalah gangguan kronis yang ditandai dengan terjadinya sakit kepala ringan hingga berat yang seringkali berhubungan dengan gejala-gejala sistem syaraf otonom. Kata migrain berasal dari Yunani, hemikrania, yaitu "rasa sakit di salah satu sisi kepala".

Tandanya berupa sakit kepala unilateral (hanya pada separuh bagian kepala), berdenyut-denyut, dan berlangsung selama 2 hingga 72 jam. Gejala-gejala yang turut menyertai antara lain mual, muntah, fotofobia (semakin sensitif terhadap cahaya), fonofobia (semakin sensitif terhadap suara) dan rasa sakitnya semakin hebat bila melakukan aktifitas fisik.

Sekitar sepertiga penderita sakit kepala migrain mengalami aura: yaitu semacam gangguan visual, indra, bicara, atau gerak/motorik yang menjadi pertanda bahwa sakit kepala tersebut akan segera muncul.


Jika Anda sering menderita sakit kepala sebelah dan telah mencoba berbagai cara pengobatan namun tidak berhasil, pertimbangkan lima cara unik berikut ini.

1. Suntikan botoks Oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), botoks disetujui bukan hanya sebagai zat penghilang kerutan kulit, tapi juga sebagai obat pencegah migrain kronis. Botoks digunakan oleh mereka yang kerap menderita migrain selama 15 hari per bulan. Suntikan botoks untuk migrain hanya boleh dilaksanakan setelah pasien mendapat persetujuan dari spesialis saraf.

2. Turunkan berat badan Wanita yang memiliki lemak perut berlebih, lebih rentan menderita migrain ketimbang mereka yang berperut ramping, menurut studi dari Drexel University College of Medicine study pada tahun 2009. Jadi, mengurangi makanan berlemak dan gula, serta rutin berolahraga adalah cara paling sehat untuk mendapatkan lingkar pinggang yang ideal.

3. Kendalikan alergi Sekitar 2/3 orang yang memiliki alergi, juga memiliki migrain, kata American Headache Society. "Ketika alergi Anda kambuh, tubuh mengeluarkan senyawa histamin dan senyawa lainnya yang memicu migrain," jelas Vincent Martin, MD, profesor kedokteran University of Cincinnati College of Medicine.

Penelitian yang dilakukan Vincent menemukan, 50% kasus migrain berkurang pada mereka yang menjalani terapi dengan mendapatkan suntikan alergi.

4. Pantau tinjauan cuaca Untuk setiap kenaikan suhu sebesar kima derajat celcius, terdapat kenaikan persentase kasus migrain sebesar 7,5%, demikian menurut laporan dari Harvard Gazette.

Penderita migrain juga tiga kali lipat berisiko mendapat serangan sakit kepala dalam jarak 40 km dari rumah pada cuaca terik, kata studi yang dilakukan oleh University of Cincinnati. Penderita migrain sebaiknya tetap ada di dalam rumah atau gedung selama cuaca panas. Lebih bagus lagi jika ruangan diberi pendingin udara (air conditioning).

5. Pilih pil KB Banyak wanita melaporkan, frekuensi dan intensitas migrain mereka berkurang ketika memilih metode KB dengan pil. Konsultasikan dulu ke dokter mengenai jangka waktu pemakaian karena ada beberapa studi menemukan bahwa penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan risiko kanker. (Lily Turangan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini