Lima investor serap private placement Benakat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah investor akan menampung saham baru PT Benakat Integra Tbk (BIPI) melalui private placement. Dalam aksi korporasi ini, BIPI melepas 10% saham baru di harga Rp 86 per saham. BIPI pun akan mendapat tambahan modal Rp 313,97 miliar.

Lima investor akan menyetorkan modal ke BIPI. Mereka adalah PT Risco Investama Lestari sebesar 36,52% dari saham baru, Knight Investments Pte Ltd sebesar 18,26%, dan PT Baskara Timur Kencana sebesar 18,26% dari saham baru. Lalu, PT Inti Bumi Artha dan PT Geolink Indonesia akan menampung 18,26% dan 8,7% saham baru BIPI.

Michael Wong, Direktur Keuangan BIPI, mengatakan, investor tersebut merupakan pelaku investasi di bidang energi. Para investor ini akan menyetorkan modalnya pada 22 Desember nanti.


Dana dari private placement tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan mendukung ekspansi perusahaan. Saat ini, BIPI tengah menjajaki ekspansi usaha infrastruktur di bidang energi, seperti pembangkit listrik. "Kami masih mengkaji beberapa proyek yang berhubungan dengan infrastruktur," ujar Michael kepada KONTAN, Senin (18/12).

Menurut dia, potensi dan kebutuhan proyek pembangkit listrik cukup besar. Saat ini, BIPI memiliki wilayah operasional di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Tapi, tak menutup kemungkinan BIPI akan menjajaki wilayah lainnya. "Kemungkinan antara Sumatra atau Kalimantan," kata Michael.

Selain mengkaji bisnis pembangkit listrik, BIPI juga berminat mengembangkan bisnis infrastruktur lain. Di antaranya seperti bisnis pelabuhan dan infrastruktur pertambangan batubara.

Saat ini, bisnis utama BIPI digarap melalui anak usahanya, PT Astrindo Mahakarya. Astrindo mengendalikan PT Mitratama Perkasa dan PT Nusa Tambang Pratama, yang mengelola infrastruktur pelabuhan batubara dan overland conveyor.

BIPI juga menggarap infrastruktur untuk kebutuhan PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia. Sepanjang tahun ini, BIPI telah melakukan penanganan aktual batubara sebesar 77,32 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini