KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak lima koperasi kemitraan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) memperoleh pinjaman senilai Rp 202 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk keperluan pembiayaan ulang atawa
refinancing. Direktur Utama Andrianto Oetomo, mengatakan pinjaman Bank Mandiri kepada koperasi mitra tersebut merupakan pinjaman langsung, sementara anak perusahaan DSNG selaku perusahaan inti dari koperasi mitra tersebut hanya bertindak sebagai avalis. Dana pinjaman ini digunakan untuk melunasi hutang koperasi mitra plasma terhadap anak perusahaan DSNG atas biaya pembangunan perkebunan plasma. Asal tahu saja, pembangunan perkebunan plasma tersebut sebelumnya didanai oleh anak perusahaan DSNG.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Serap Dana Capex Rp 500 Miliar Guna Membangun Pabrik “Pinjaman kepada koperasi kemitraan tersebut menunjukkan adanya kepercayaan dari pihak perbankan nasional dengan sistem kemitraan yang dijalankan Perseroan bersama masyarakat yang dilandaskan pada kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan,” ujar Andrianto dalam keterangan tertulis. Penandatanganan pinjaman berlangsung pada pekan lalu di Sangatta oleh Bank Mandiri dan pengurus Koperasi Kemitraan. Sejatinya, pinjaman tersebut merupakan perwujudan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah untuk menyokong perekonomian kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di masa pandemi corona (Covid-19). Pinjaman tersebut memiliki tenor 5 tahun dengan suku bunga sekitar 9,5% per tahun. Kelima koperasi kemitraan yang mendapat pinjaman meliputi Koperasi Min Sun Lekut, Koperasi Gerdabang Agri Center, Koperasi Harapan Baru, Koperasi Sawitan Surya dan Koperasi Usaha Baru. Total area perkebunan kelapa sawit milik kelima koperasi ini mencapai 2.600 hektar. Lokasinya berada di sekitar area perkebunan Perseroan di Muara Wahau, Kalimantan Timur. Andrianto menuturkan, DSNG telah menjalankan penuh pengembangan sekaligus pendanaan skema perkebunan rakyat yang melibatkan petani kecil di sekitar wilayah operasi sejak awal pendirian perusahaan. Pengembangan sekaligus pendanaan skema perkebunan rakyat tersebut dilakukan dengan mengikuti standar operasi dan prosedur yang sama dengan perkebunan inti sejak awal pendirian perusahaan agar para petani dapat mengelola kebun sesuai dengan standar dan sertifikasi yang telah diterapkan. Tidak hanya itu, DSNG juga memberikan berbagai pembinaan kepada mitra koperasi pembinaan. Beberapa contohnya seperti dengan memfasilitasi peningkatan praktik transparansi dan akuntabilitas koperasi petani kemitraan dengan mendorong pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT), memberikan pelatihan dan konsultasi manajemen keuangan, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) bakal tambah dua pabrik kelapa sawit baru Sampai 30 Juni 2020 lalu, jumlah lahan tertanam DSNG tercatat mencapai 112.450 hektare, dengan luas perkebunan plasma mencapai 27.884 hektare atau sekitar 33% dibandingkan kebun inti. Jumlah koperasi yang terlibat dalam rantai pasok Perseroan sampai akhir 2019 mencapai 57 koperasi. Akhir tahun 2019, jumlah produksi TBS Perseroan mencapai 2,2 juta ton. Sebanyak 339.400 tons TBS di antaranya berasal dari kebun plasma “Kami memiliki komitmen untuk melibatkan masyarakat dalam mata rantai usaha industri kelapa sawit yang kami jalankan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan kami dengan memampukan dan memberdayakan petani kecil di sekitar area perkebunan,” kata Andrianto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto