KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan telah menetapkan lima kota untuk menjadi pilot project program Sustainable Urban Transport Programme Indonesia (SUTRI NAMA) dan komponen Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS). Lima kota tersebut antara lain Batam, Pekanbaru, Bandung, Semarang, dan Makassar. Kelima kota tersebut akan mendapatkan dana hibah sebesar € 21 juta untuk mengembangkan transportasi perkotaan dan mengembangkan koridor Bus Rapid Transit (BRT) serta mendukung pengelolaan operasi BRT. Dana hibah tersebut diberikan oleh pemerintah Jerman, Swiss, dan Inggris melalui Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ). Perjanjian pelaksanaan antara GIZ dan Kemenhub terkait proyek SUTRI NAMA dan INDOBUS ini sudah ditandatangani sejak 18 Desember 2017 dan akan berlangsung hingga 2020. Penandatangan nota kesepakatan dengan lima kota tersebut baru dilakukan sekarang karena dibutuhkan waktu untuk memilih kota percontohan, melakukan reality check di beberapa kandidat kota percontohan, adanya formulasi pra-studi alias pre-feasibility study (PFS) BRT serta lokakarya akhir PFS BRT.
Lima kota akan terima hibah € 21 juta untuk bangun transportasi perkotaan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan telah menetapkan lima kota untuk menjadi pilot project program Sustainable Urban Transport Programme Indonesia (SUTRI NAMA) dan komponen Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS). Lima kota tersebut antara lain Batam, Pekanbaru, Bandung, Semarang, dan Makassar. Kelima kota tersebut akan mendapatkan dana hibah sebesar € 21 juta untuk mengembangkan transportasi perkotaan dan mengembangkan koridor Bus Rapid Transit (BRT) serta mendukung pengelolaan operasi BRT. Dana hibah tersebut diberikan oleh pemerintah Jerman, Swiss, dan Inggris melalui Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ). Perjanjian pelaksanaan antara GIZ dan Kemenhub terkait proyek SUTRI NAMA dan INDOBUS ini sudah ditandatangani sejak 18 Desember 2017 dan akan berlangsung hingga 2020. Penandatangan nota kesepakatan dengan lima kota tersebut baru dilakukan sekarang karena dibutuhkan waktu untuk memilih kota percontohan, melakukan reality check di beberapa kandidat kota percontohan, adanya formulasi pra-studi alias pre-feasibility study (PFS) BRT serta lokakarya akhir PFS BRT.