Lima multifinance ditunjuk menjadi penyalur KUR



JAKARTA. Lima perusahaan multifinance dipastikan turut dalam pilot project penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang akan berjalan pada kuartal I tahun ini. Lima perusahaan tersebut terpilih karena memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK menyebut, lima multifinance tersebut adalah PT Federal International Finance (FIF Group), PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance), PT MNC Finance, PT Mega Central Finance (Mega Finance) dan PT Al Ijarah Indonesia Finance.

Ada beberapa kriteria bagi multifinance agar bisa menyalurkan KUR. Pertama, kualitas kredit dengan tingkat non perfoaming finance (NPF) di bawah ketentuan 5%.


Kedua, jaringan kantor cabang yang tersebar di Luar Jawa. Ketiga, pengalaman multifinance dalam menyalurkan segmen produktif. Keempat, multifinance telah melakukan penjaminan kredit yang disalurkan. Kelima, nilai aset multifinance.

Dumoly pun memastikan, skema pembiayaan serta bunga sama dengan perbankan. Sedangkan total penyaluran KUR diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun. "Nilainya mungkin akan dibagi rata," jelas dia, Selasa (19/1).

Tahun ini, pemerintah menargetkan bisa menyalurkan KUR sekitar Rp 120 triliun. Angka tersebut meningkat empat kali lipat ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp 30 triliun. Willy S.

Dharma, Direktur Utama Adira Finance menyambut baik ajakan OJK untuk mengikuti pilot project penyaluran KUR. Menurut dia, Adira telah bertemu dengan OJK dan membahas rencana penyaluran KUR oleh multifinance.

Willy yakin dengan melibatkan multifinance ke penyaluran KUR bisa mendongkrak penyaluran pembiayaan multifinance. PT Mega Central Finance pun berminat menjajal bisnis penyaluran KUR. Presiden Direktur Mega Finance Wiwie Kurnia mengatakan, pembiayaan tersebut memiliki potensi bisnis yang lumayan.

"Bunganya sekarang sudah sangat baik," kata dia, Selasa (19/1). Menurut Wiwie, program KUR ini juga merupakan program yang bagus dalam mendorong usaha kecil dan menengah sehingga ada aspek nasionalismenya.

"Kami menyatakan siap dari syarat yang diajukan OJK," ujar dia. Namun soal kontribusi dari bisnis ini bagi kinerja perusahaan, Wiwie mengaku belum bisa diperkirakan. Pihaknya masih menunggu arahan yang lebih rinci dari OJK selaku regulator sektor keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie