KONTAN.CO.ID -Â JAKARTA. Setelah terjadinya bentrokan sengit antara kelompok Hezbollah dan Israel, pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, memberikan pidato yang disiarkan televisi. Serangan Hezbollah pada hari Minggu lalu diklaim sebagai balasan atas pembunuhan komandan militer senior mereka, Fuad Shukr, oleh Israel di Beirut bulan lalu. Israel menyatakan telah meluncurkan serangan preventif terhadap lokasi-lokasi Hezbollah di Lebanon sebelum serangan dimulai dan membantah adanya kerusakan signifikan di Israel. Berikut adalah lima poin penting dari pidato Nasrallah:
1. Hezbollah Berusaha Menghindari Eskalasi Militer
Sejak 8 Oktober, ketika Hezbollah dan Israel mulai saling menyerang setelah perang di Gaza dimulai, muncul kekhawatiran bahwa konflik ini akan berkembang menjadi perang regional yang melibatkan Iran dan Amerika Serikat.
Kekhawatiran ini meningkat bulan lalu setelah pembunuhan Shukr dan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran dalam serangan yang diyakini dilakukan oleh Israel. Namun, serangan hari Minggu tampaknya merupakan upaya sengaja dari Hezbollah untuk menghindari respons besar-besaran dari Israel. Nasrallah mengisyaratkan bahwa serangan tersebut berhasil dan ia puas dengan sasaran yang terkena, yakni situs-situs militer dan intelijen Israel. Menurut laporan Zeina Khodr dari Al Jazeera, Nasrallah menuduh "pemerintah Israel menyembunyikan kerugian dan korban mereka". "Pesan jelas dari Hezbollah adalah bahwa pembalasan sekarang telah berakhir jika, menurut Nasrallah, itu sudah memenuhi tujuannya. Apa yang dimaksud adalah jika Hezbollah telah memulihkan penangkal," kata Khodr. Ini berarti bahwa Israel tidak akan bertindak dengan sedikit pembatasan di Lebanon. Jam dan hari ke depan akan menunjukkan apakah serangan Hezbollah ini akan menahan Israel dan mencegahnya melampaui batas merah.
Baca Juga: Netanyahu: Serangan Terhadap Hizbullah di Lebanon Bukan Akhir dari Segalanya 2. Basis Intelijen Menjadi Sasaran Utama
Nasrallah mengungkapkan bahwa fokus utama dari serangan Hezbollah adalah basis Glilot di utara Tel Aviv, yang merupakan markas Mossad, layanan intelijen Israel, dan kelompok intelijen militer Unit 8200. Nasrallah menuduh layanan intelijen ini bertanggung jawab atas pembunuhan komandan Hezbollah. Pemimpin kelompok Lebanon ini menekankan bahwa serangan kali ini menyasar jauh ke dalam wilayah Israel, berbeda dengan serangan sebelumnya yang sebagian besar mengenai utara Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Ia mengklaim bahwa serangan dilaksanakan "sesuai rencana", menolak pernyataan pejabat Israel yang menyebut serangan tersebut gagal. Nasrallah menambahkan bahwa Israel menyembunyikan informasi mengenai kerusakan yang disebabkan di Glilot. Pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa serangan terhadap Glilot tidak berhasil.
3. Penundaan Serangan Akibat Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza
Nasrallah mengakui bahwa serangan hari Minggu ditunda karena beberapa alasan, termasuk persiapan setelah penempatan pasukan Israel dan AS, keuntungan dari menimbulkan rasa takut di kalangan warga Israel, dan perdebatan di antara "poros perlawanan" sebutan untuk aliansi yang dipimpin Iran yang terdiri dari negara-negara dan kelompok bersenjata yang menentang AS dan Israel—tentang apakah anggota akan menyerang Israel secara terpisah atau bersamaan. Nasrallah juga menekankan bahwa salah satu alasan utama penundaan adalah untuk memberi waktu bagi pembicaraan gencatan senjata Gaza agar berhasil. "Tujuan kami... adalah untuk mengakhiri agresi terhadap Gaza, jadi kami memberi kesempatan yang cukup, tetapi setelah sekian lama, jelas bahwa [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu memberikan syarat baru dan orang Amerika bekerja sama dengannya dan ini semua sia-sia, jadi tidak ada alasan untuk menunda lebih lama," kata Nasrallah.
4. Perang Kata dan Narasi
Nasrallah memanfaatkan kesempatan dalam pidatonya untuk membantah beberapa klaim Israel. Klaim terpenting adalah insinuasi dari pihak Israel bahwa mereka telah mengetahui tentang serangan tersebut dan serangan preventif mereka telah mencegah serangan Hezbollah dari memberikan dampak yang merusak. Pengetahuan sebelumnya oleh Israel tentang serangan Hezbollah juga akan menambah kesan bahwa kelompok Lebanon ini memiliki kebocoran intelijen besar, terutama setelah terbunuhnya sejumlah besar komandan Hezbollah. Namun, Nasrallah mengatakan bahwa Israel tidak mengungkapkan serangan tersebut, menambahkan bahwa mereka hanya melihat pergerakan di dekat perbatasan dan melancarkan serangan tetapi tidak mengenai salah satu situs peluncuran roket atau drone Hezbollah sebelum serangan dimulai. Area yang dihantam Israel malah sudah kosong dari situs peluncuran roket dan depot atau adalah situs peluncuran yang baru terkena setelah serangan selesai, kata Nasrallah. Ia juga menantang narasi Israel bahwa mereka telah menghentikan serangan dari Lebanon yang terdiri dari ribuan roket, dengan mengatakan bahwa Hezbollah sengaja hanya menembakkan sekitar 300 roket, diikuti oleh drone.
Baca Juga: Roket Hezbollah Tembus Sistem Pertahanan Udara Israel 5. Target Sipil Dihindari
Nasrallah menekankan bahwa sasaran serangan adalah militer dan intelijen Israel dan kelompok tersebut menghindari semua area sipil, termasuk infrastruktur publik seperti Bandara Ben Gurion di Tel Aviv. "Untuk memastikan perlindungan warga sipil di Lebanon dan untuk menghindari segala kerugian bagi mereka dari musuh, kami memilih untuk menghindari warga sipil [di Israel]," katanya. Nasrallah mengakui rasa takut yang melanda Lebanon sejak pembunuhan Shukr dan kemungkinan terjadinya perang total dengan Israel. "Pada tahap saat ini, negara [Lebanon] bisa menarik napas dan bersantai," kata Nasrallah.
Editor: Handoyo .