Lima reksadana saham padati pasar



JAKARTA. Mengawali tahun 2013, para manajer investasi getol menerbitkan reksadana saham. Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, ada lima produk reksadana saham anyar dan bisa menjadi pilihan berinvestasi bagi investor.

Kelima produk anyar tersebut, diantaranya reksadana saham Mandiri Asa Sejahtera dan reksadana saham Mandiri Saham Prima milik PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) yang tercatat pada 3 Januari. Kedua produk itu menggunakan Deutsche Bank AG sebagai bank kustodian.

Direktur MMI, Wendy Isnandar mengatakan, pihaknya menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan sekitar Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar dari dua produk baru tersebut. "Indikasi imbal hasilnya diperkirakan bisa 1% hingga 2% di atas indeks harga saham gabungan (IHSG) tahun ini," kata Wendy kepada KONTAN, baru-baru ini.


Sepanjang tahun ini, MMI menargetkan, pertumbuhan dana kelolaan bisa mencapai 40% dibandingkan posisi akhir tahun lalu sekitar Rp 20 triliun. Dengan demikian, target dana kelolaan tahun ini bisa mencapai Rp 28 triliun.

Reksadana saham yang juga terbit awal tahun ini, yakni reksadana Millenium Equity Growth Fund yang terdaftar di KSEI pada 11 Januari. Reksadana saham milik PT Millenium Danatama Indonesia itu menggunakan Bank Mandiri sebagai bank kustodian.

Dua produk lainnya merupakan reksadana saham syariah. PT Samuel Aset Manajemen menerbitkan reksadana saham syariah bernama Sam Sharia Equity Fund yang terdaftar 8 Januari. Produk ini memutar dana sekitar 80% hingga 98% pada efek saham dan sisanya sekitar 2% hingga 20% pada pasar uang syariah. Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar mengatakan, indikasi return produk ini 15% - 25%.

Satu lagi adalah produk reksadana saham syariah milik PT Lautandhana Investment Management bernama Lautandhana Saham Syariah yang terdaftar 9 Januari. Produk ini menggunakan Bank CIMB Niaga sebagai Bank Kustodian. Data PT Infovesta Utama menunjukkan, posisi nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan (UP) produk ini pada 18 Januari sekitar 1.005. Produk ini memberikan return 0,36% dalam satu hari.

Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menduga, reksadana saham masih memberi prospek menarik sepanjang tahun. "Prediksi indeks reksadana saham kami tahun ini di kisaran 13,7%," kata Parto, Minggu (20/1).

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo menambahkan, prospek reksadana saham tetap dipengaruhi oleh kondisi bursa saham. Menurut dia, IHSG tahun ini masih berprospek positif dengan estimasi kinerja sekitar 14% hingga 15%. Dengan demikian, Infovesta menargetkan, IHSG bisa berada dikisaran 4.950 di akhir tahun ini. "Selain itu, prospek pertumbuhan dana kelolaan juga turut mempengaruhi kinerja reksadana saham," ujar Praska.

Praska memprediksi, pasar saham masih dibayangi sentimen negatif dari global. Namun, kata Praska, fundamental ekonomi domestik yang kuat ditopang sektor konsumsi dan investasi akan mendorong kinerja emiten. "Hal itu bisa menjadi modal utama untuk mendukung prospek pasar saham," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati