Lima saham penghuni BUMN20 turun harga lebih dari 40%, ini kata analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan, Rabu (11/3) kapitalisasi pasar atau market cap saham-saham indeks BUMN20 turun. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks IDX BUMN20 sudah turun 20,60% sejak awal tahun. Artinya, nilai kapitalisasi pasar 20 BUMN penghuni indeks ini pun sudah turun sekitar 20,60%.

Penurunan ini lebih besar daripada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 18,18% secara year to date (ytd). Total kapitalisasi bursa efek pun turun menjadi Rp 5.979,43 triliun pada penutupan perdagangan hari ini.

Head Of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, penurunan market cap sebenarnya tidak hanya dialami oleh BUMN20, tetapi juga saham-saham lain. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona atau Covid-19. "Corona akan jelas sekali membuat dampak pertumbuhan ekonomi di bawah 5%," jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (11/3).


Baca Juga: Ada 12 emiten pelat merah bakal buyback saham, perhatikan saran analis

Padahal, lanjut Wawan, investasi di saham melihat prospek kinerja suatu emiten ke depan. Ketika terjadi perlambatan ekonomi, akan sulit bagi emiten untuk mencatatkan kinerja yang apik. Sehingga, wajar jika harga sahamnya turun dan berpengaruh terhadap market cap emiten.

Berdasarkan data RTI, ada lima saham penghuni indeks IDX BUMN20 yang harganya turun lebih dari 40% sejak awal tahun. Lima saham ini adalah:

  1. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) -48,16%
  2. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) -48,15%
  3. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) -46,38%
  4. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) -44,41%
  5. PT PP Tbk (PTPP) -43,22%
Dilihat dari sektornya, saham-saham sektor konstruksi yang mendominasi penurunan market cap. Wawan menjelaskan, kinerja sektor konstruksi yang diprediksi lesu membuat sahamnya kurang diminati. Kinerja yang lesu disebabkan oleh fokus pemerintah saat ini untuk mengatasi penyebaran Covid-19 terlebih dahulu. "Berpengaruh terhadap BUMN yang sebagian besar dari proyeknya pemerintah," imbuh Wawan.

Baca Juga: Kapitalisasi BUMN turun, bagaimana prospeknya?

Sementara itu, penurunan market cap PGAS didorong oleh kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga gas. Penurunan ini dilihat pasar akan mempengaruhi pendapatan PGAS selanjutnya.

"Cari yang kapitalisasinya besar dan secara bisnis diuntungkan dengan suku bunga turun," imbuhnya. Wawan mencontohkan saham-saham pelat merah di sektor perbankan seperti BBRI, BMRI, dan saham sektor telekomunikasi seperti TLKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati