KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama periode Mei 2022, ada lima saham perbankan yang masuk pada jajaran saham laggard. Yakni, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), dan PT Bank Jago Tbk (ARTO). Analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana menilai, saham-saham perbankan mengalami penurunan harga karena memang adanya aksi profit taking. Selain saham-saham perbankan yang masuk daftar saham pemberat indeks, aksi ambil untung juga terjadi pada empat saham big cap perbankan. Maklum, sebelum libur bersama Idul Fitri, saham-saham perbankan itu sudah naik signifikan.
Mengutip RTI, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkoreksi 5,13% dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 3,90% dalam sebulan terakhir. Ke depan, pergerakan saham perbankan akan dipengaruhi sentimen bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: Asing Bukukan Net Sell Rp 2,4 Triliun Sepekan, Saham-Saham Ini Banyak Dilego Raditya sendiri memprediksi BI masih akan menetapkan suku bunga pada level 3,5% di bulan Mei 2022. Ini karena inflasi tahunan masih terkontrol. Tingkat inflasi tahunan Indonesia berada pada 3,47% pada April 2022, mengalahkan konsensus pasar sebesar 3,34% dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 2,64%. Inflasi tahunan Indonesia pada April 2022 merupakan level tertinggi sejak Agustus 2019, seiring akselerasi konsumsi selama bulan puasa Ramadan dan perayaan Idul Fitri. "Inflasi tahunan ini menurut analisis kami masih terkontrol, karena masih berada pada batas plus minus 1 dari 3% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Apabila inflasi tahunan Mei melebihi batas plus minus dari 3%, maka kemungkinan kenaikan suku bunga baru akan dilaksanakan," kata Raditya kepada Kontan, Minggu (22/5). Proyeksi Raditya, BI akan mengerek suku bunga pada paruh kedua tahun ini. Ia menyebut, sentimen terkait kenaikan suku bunga turut mempengaruhi pergerakan saham-saham perbankan. Ia menilai, katalis kenaikan suku bunga menjadi katalis positif bagi perbankan. Dengan kenaikan suku bunga, maka bunga kredit dan simpanan naik, sehingga pendapatan dan laba perbankan berpotensi meningkat. Sentimen lain yang akan menyelimuti pergerakan saham perbankan meliputi pemulihan ekonomi yang masih berjalan sehingga penyaluran kredit bakal optimal, status pandemi yang perlahan akan berubah menjadi endemi dan harapannya dapat normal lagi di waktu dekat ini.
Sementara itu, sentimen negatif datang dari kondisi global saat ini, seperti ketidakpastian yang masih terjadi akibat efek perang Rusia dan Ukraina. Serta proyeksi para analis yang memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan mengalami resesi pada akhir tahun ini. Raditya menambahkan, momentum koreksi ini bisa menjadi momen beli untuk saham perbankan. Ia merekomendasikan buy on weakness saham BBTN dengan target harga Rp 2.100, BBYB dengan target harga di Rp 1.575, dan ARTO dengan target harga Rp 10.500.
Baca Juga: Saham-Saham Ini Dilego Banyak Investor Asing dalam Sepekan, Cek Rekomendasinya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat