KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data harian Bursa Efek Indonesia (BEI), lima saham
top leader IHSG sejak awal tahun berasal dari saham dengan nilai kapitalisasi pasar di kisaran Rp 10 triliun hingga Rp 50 triliun. Adapun lima saham tersebut adalah PT Siantar Top Tbk (
STTP) yang naik 135,56% ytd menjadi Rp 10.600, PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (
CARE) naik 193,2% sejak IPO ke level Rp 302, dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (
DNET) naik 14% ytd ke level Rp 3.500. Selanjutnya ada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (
DSSA) naik 53,15% ytd ke level Rp 21.250, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) yang naik 19,63% ke level Rp 1.280.
Baca Juga: Berikut lima saham top leader dan top laggard IHSG sejak awal tahun Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan di saat kondisi pasar dalam tren penurunan, memang investor cenderung memilih saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang kecil. Sehingga sentimen penguatan hanya bersifat jangka pendek. "Terutama seperti CARE, saham baru IPO, jadi wajar," jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4). Dari kelimanya, Sukarno melihat secara fundamental STTP, DNET dan MDKA memiliki prospek yang baik dan kinerja terakhir masih mencatatkan pertumbuhan. Pada kuartal III-2019 STTP membukukan kenaikan pendapatan 26,96% yoy menjadi Rp 2,59 triliun dan laba bersih naik 88,94% yoy menjadi Rp 377,2 miliar. Sementara itu, pada periode yang sama DNET mencatatkan pertumbuhan pendapatan 64,26% yoy menjadi Rp 156,05 miliar. Sedangkan laba bersih naik 112,57% dari Rp 125,06 miliar menjadi Rp 265,84 miliar. Sama halnya dengan MDKA, pendapatan emiten tambang emas ini pada tahun 2019 naik 36,8% menjadi US$ 402,04 juta dengan laba bersih naik 34,9% menjadi US$ 70,82 juta.
Baca Juga: Saham Blue Chips Boleh Dilirik Sembari Mencicil Beli "Tapi tetap hati-hati dengan saham-saham ini karena likuiditasnya kurang menarik, kecuali MDKA dan CARE untuk saat ini," jelas dia. Dua saham ini disarankan Sukarno untuk
trading. Terutama MDKA yang secara fundamental bagus dan terbantu oleh prospek harga emas. Untuk MDKA, Sukarno juga menyarankan untuk memperhatikan arus dana asing. Secara teknikal, apabila skenario harga MDKA turun ke
support Rp 1.160 dan berbalik arah maka bisa
trading buy. "Untuk saat ini
wait and see dulu arah harga akan kemana selanjutnya. Jika bisa menguji
resistance Rp 1.320," jelas Sukarno.
Baca Juga: Ada 12 emiten segera membagikan dividen hingga bulan depan Sementara itu Analis Henan Putihrai Liza Camelia mengatakan saat ini saham MDKA tengah terbentur
resistance trendline di sekitar Rp 1.310 dan menunjukkan tanda-tanda
pullback menuju
support terdekat yaitu MA10 dan
trendline mid-term di sekitar Rp 1.200. "Tren naik jangka pendek yang telah terbentuk sejak
rebound dari
bottom Rp 900 tanggal 24 Maret 2020 lalu diperkirakan masih bisa dipertahankan. Oleh karena itu manakala MDKA memang harus menguji
support Rp 1.200, hal ini bisa digunakan sebagai kesempatan
buy on weakness," kata Liza. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati