Lima saham turun, ini 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (18 Oktober 2018)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamis (18/10) Bursa Efek Indonesia (BEI) merah lagi. Ketika bursa saham tutup lapak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor 23,38 poin (-0,40%), sebelum hinggap di angka indeks 5.845,24.

LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turut ambrol. Turun 8,46 poin (-0,91%), LQ45 berakhir di 920,20-

Baca Juga: Saham properti rebound, ini pemicunya


Waskita Karya Tbk (WSKT), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan Indika Energy Tbk (INDY), masih berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 3,51 kali, 4,2 kali, dan 6 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh LPPFAKRAWSBPINKPMNCNBBTN. dan BBNI.

Dari seluruh saham yang yang masuk dalam daftar ini, kemarin lima saham harganya turun dari harga penutupan sebelumnya. Mereka adalah WSKT, Indika Energy Tbk (INDY), Matahari Department Store Tbk (LPPF), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), dan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

No. Kode Harga (17/10) Harga (18/10) PBV (kali) PER (kali)
1 WSKT 1.575 1.550 0,8 3,51
2 SRIL 320 332 0,97 4,2
3 INDY 2.590 2.530 0,8 6
4 LPPF 6.150 5.900 7,37 6,4
5 AKRA 3.600 3.620 1,48 6,49
6 WSBP 342 338 1,23 6,5
7 INKP 13.525 13.675 1,48 7,63
8 MNCN 775 790 1,06 8,88
9 BBTN 2.420 2.420 1,15 9
10 BBNI 7.325 7.200 1,34 9,02
Sumber: RTI

Sebaliknya, empat saham naik harga dibanding harga penutupan sebelumnya. Mereka adalah SRIL, AKRA, Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).

Baca Juga: Tak hanya garap konstruksi, ini rencana bisnis Wijaya Karya (WIKA)

Sementara itu, satu-satunya saham yang tidak mengalami perubahan harga penutupan adalah Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.

Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana