Lima strategi BNI pacu kinerja tahun 2015



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyiapkan lima strategi untuk meningkatkan bisnis perusahaan di tahun ini. Rencana bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan bisnis dari sisi keuntungan, pendanaan dan produk, serta efisiensi perusahaan.

Achmad Baequni, Direktur Utama BNI mengatakan, strategi pertama adalah memperkuat porsi bisnis banking, ritel dan konsumer melalui sinergi dengan anak perusahaan. Kedua, menjaga pertumbuhan aset dan memperkuat struktur dana murah yakni tabungan dan giro.

“Kami akan menjaga komposisi dana murah sebesar 60% terhadap total dana pihak ketiga (DPK),” ujar Baequni, Rabu (8/4). Rencana ketiga adalah meningkatkan volume transaksi banking melalui jaringan yang ada, agar ada kenaikan pendapatan komisi atau fee based income.


Keempat, mengupayakan efisiensi agar biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) turun. “Terakhir, kami akan memperbarui digital banking untuk layanan nasabah,” imbuh Baequni.

Selain itu, Baequni juga menjelaskan bahwa BNI membidik pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tahun 2015 sebesar 14% hingga 16% dari tahun 2014. Sedangkan, penyaluran kredit targetnya bisa tumbuh 15%–17%. Bank ini optimistis target itu bisa tercapai, dengan syarat asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mencapai 5%–5,2%, dan inflasi 5%–5,5%.

Nah, dalam rangka meningkatkan angka penyaluran kredit, BNI juga membidik sektor kelautan dan perikanan. Hingga kuartal I-2015, nilai kredit yang sudah dikucurkan mencapai Rp 12 triliun. Sutanto, Direktur BNI menjelaskan, total outstanding kredit perikanan dan kelautan yang sebesar Rp 12 triliun itu hanya memakan porsi 5% hingga 6% dari total portofolio kredit BNI.

Sutanto menargetkan, kredit kelautan dan perikanan bisa tumbuh 50% pada tahun 2015. "Dari jumlah itu, kebanyakan kredit kami salurkan kepada industri perkapalan, termasuk galangan kapal," kata Sutanto. Namun, penyaluran kredit kelautan dan perikanan BNI kepada nasabah ritel baru sebesar Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,5 triliun saja.

Sutanto optimistis, kredit kelautan dan perikanan tahun ini berpeluang tumbuh lebih tinggi. Apalagi, kualitas penyaluran kredit kelautan dan perikanan BNI masih sangat sehat dengan tingkat rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) sebesar 0,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie