Lima strategi BULL untuk memperbaiki kinerja



JAKARTA. PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) masih menghadapi tekanan berat seiring terpuruknya industri pelayaran global. Kondisi negatif ini merupakan efek dari krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 silam.

Setelah hampir empat tahun berlalu, emiten pelayaran seperti BULL ternyata masih belum bisa mengembalikan performa keuangan ke kondisi normal.

Berdasarkan laporan keuangan per kuartal I 2013 yang baru dirilis Senin (3/2) ini, manajemen BULL punya 5 (lima) strategi untuk memperbaiki kinerja keuangan.


Pertama, BULL akan berusaha mendapatkan kontrak-kontrak jangka panjang baru melalui diversifikasi area geografis dan industri. Kedua, BULL akan memanfaatkan kesempatan atas aturan cabotage di Indonesia.

Strategi ketiga BULL adalah memperbaiki struktur modal dan likuiditas dan mengajukan restrukturisasi utang kepada kreditur. Per kuartal I 2013, BULL memang masih menanggung pinjaman jangka panjang senilai US$ 101,38 juta.

Pinjaman tersebut berasal dari beberapa kreditur seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk, Deutsche Investitions, Bank Syariah Mandiri dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

BULL jelas tidak mungkin menutupi utang tersebut dengan menggunakan sumber internal. Per 31 Maret 2013, posisi kas dan setara kas BULL hanya US$ 5,64 juta. Dengan kondisi ini, restrukturisasi utang merupakan satu-satunya cara yang bisa dilakukan BULL untuk berkelit dari ancaman gagal bayar.

Selain tiga strategi itu, BULL juga akan melakukan pendanaan atas pembangunan kapal yang sedang berlangsung. Strategi kelima BULL untuk memperbaiki kinerja keuangan adalah melakukan efisiensi biaya.

"Manajemen optimistis bahwa Grup akan mampu melaksanakan strateginya dan mengelola risiko-risiko bisnis serta keuangannya dengan baik," tulis manajemen BULL dalam laporan keuangan per 31 Maret 2013 yang baru dirilis Senin (3/2) ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri