JAKARTA. Semakin bertambahnya volume dan nominal transaksi dengan menggunakan layanan elektronik perbankan ternyata berbanding lurus dengan jumlah peningkatan kejahatan elektronik. Tak bisa dipungkiri, perbankan harus semakin kreatif meningkatkan keamanan demi kenyamanan nasabah. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Ronald Waas, mengatakan masyarakat luas harus memahami setiap penggunaan teknologi layanan perbankan pasti memiliki risiko. "Masalah keamanan adalah tanggung jawab bersama, semua pihak harus turut serta berperan aktif," ujarnya, Kamis (5/7). Berdasarkan kajian Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), ada beberapa titik rawan dalam keamanan dan kasus kejahatan terkait layanan perbankan elektronik di Indonesia.
Lima titik rawan jalur e-banking
JAKARTA. Semakin bertambahnya volume dan nominal transaksi dengan menggunakan layanan elektronik perbankan ternyata berbanding lurus dengan jumlah peningkatan kejahatan elektronik. Tak bisa dipungkiri, perbankan harus semakin kreatif meningkatkan keamanan demi kenyamanan nasabah. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Ronald Waas, mengatakan masyarakat luas harus memahami setiap penggunaan teknologi layanan perbankan pasti memiliki risiko. "Masalah keamanan adalah tanggung jawab bersama, semua pihak harus turut serta berperan aktif," ujarnya, Kamis (5/7). Berdasarkan kajian Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), ada beberapa titik rawan dalam keamanan dan kasus kejahatan terkait layanan perbankan elektronik di Indonesia.