Lima Truk Medis Milik WHO Bersiaga di Perbatasan Gaza dan Mesir



KONTAN.CO.ID - Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengonfirmasi bahwa pihaknya kini telah menyiagakan lima truk pengangkut logistik medis di perbatasan Mesir dan Gaza. WHO berharap akses masuk bantuan kemanusiaan bisa segera dibuka.

"Truk kami sudah terisi dan siap berangkat. Saya berharap pasokan ini segera terkirim setelah penyeberangan Rafah dibuka. Mudah-mudahan besok," kata Tedros dalam konferensi pers hari Kamis (19/10), dikutip Al Jazeera.

Media yang terkait dengan pemerintah Mesir melaporkan bahwa titik penyeberangan Rafah akan dibuka pada hari Jumat (20/10).


WHO sebelumnya telah memperingatkan bahwa sistem layanan kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran. Situasi terkini menunjukkan bahwa para dokter terpaksa melakukan operasi tanpa obat bius, dan beberapa prosedur penyelamatan jiwa terancam berhenti karena fasilitas tidak mendukung.

Baca Juga: Mesir Bersedia Fasilitasi Pengiriman Bantuan ke Gaza Melalui Sinai

Para dokter dari satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza telah memperingatkan bahwa mereka kehabisan bahan bakar dan mungkin terpaksa ditutup.

Kepala Program Darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan mereka akan bekerja sama dengan masyarakat Mesir dan Bulan Sabit Merah Palestina untuk memastikan lima truk bantuan medis bisa segera menjangkau semua penduduk Gaza yang membutuhkan.

Ryan menambahkan bahwa lima truk yang ada saat ini merupakan bagian dari total dua puluh truk yang disiapkan WHO. Truk-truk tersebut berisi persediaan medis seperti pembalut luka, obat bius, obat penghilang rasa sakit, dan barang-barang lainnya.

"Dua puluh truk hanyalah setetes air dari lautan kebutuhan saat ini di Gaza. Tapi mudah-mudahan tetesan ini bisa menjadi sungai bantuan yang akan mengalir dalam beberapa hari mendatang," kata Ryan.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Tertahan di Mesir Karena Dihalangi Israel

Selain truk milik WHO, lebih dari 100 truk yang membawa bantuan telah mengantri selama berhari-hari di sisi perbatasan Mesir. PBB dan semua pihak terkait mendesak Israel untuk membuka blokade total Gaza agar semua bantuan bisa segera disalurkan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, perlu ada akses kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan di tengah peringatan buruk tentang dampak blokade Israel.

"Kita membutuhkan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar sekarang. Kita membutuhkannya dalam skala besar secara berkelanjutan. Ini bukan operasi kecil," kata Guterres. 

Blokade total yang diterapkan Israel membuat sekitar 2,3 juta orang yang tinggal di Gaza menderita. Tidak hanya menutup akses bantuan, Israel juga memotong pasokan listrik.

Israel telah membombardir Gaza tanpa henti sejak serangan Hamas, menewaskan lebih dari 3.700 orang dan melukai ribuan lainnya.