JAKARTA. Finansial Analyst dan Founder Katadata, Lin Che Wei mengkritik langkah calon Presiden Probowo dalam upayanya menciptakan lapangan pekerjaan. Berdasarkan visi - misi Probowo, Che Wei menilai kebijakan yang diambil masih sangat terkesan Orde Baru (orba)Dalam programnya Prabowo berencana meningkatkan daya serap angkatan kerja menuju 2 juta lapangan kerja per tahun melalui perbaikan irigasi dan infrastruktur , serta pengelohan industri padat karya seperti tekstil, sepatu, eletronik dan lainnya. Menurut Che Wei sektor-sektor yang menjadi fokus Prabowo adalah sektor-sektor yang memang populer di 1994 - 1998. Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia memang menjadi destinasi dari para pemegang merek/ label. Che Wei menjelaskan bahwa pada waktu itu untuk mengelolah bahan kulit belum terlalu bebas. Sehingga banyak merek ternama dari industri tekstile dan sepatu yang berpoduksi di Indonesia. Diakuinya, hal ini memang membuka lapangan pekerjaan yang cukup besar.Sekarang, Che Wei bialng sudah banyak negara yang dalam memproduksi label-label tekstile mapun sepatu ini, menawarkan biaya yang lebih murah dari pada Indonesia. "Jadi kalau sekarang bikin label murah untuk penciptaan lapangan kerja kayaknya pemikirannya orba banget" ujarnya, Selasa (10/6).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lin Che Wei: Visi-Misi Probowo kental orba
JAKARTA. Finansial Analyst dan Founder Katadata, Lin Che Wei mengkritik langkah calon Presiden Probowo dalam upayanya menciptakan lapangan pekerjaan. Berdasarkan visi - misi Probowo, Che Wei menilai kebijakan yang diambil masih sangat terkesan Orde Baru (orba)Dalam programnya Prabowo berencana meningkatkan daya serap angkatan kerja menuju 2 juta lapangan kerja per tahun melalui perbaikan irigasi dan infrastruktur , serta pengelohan industri padat karya seperti tekstil, sepatu, eletronik dan lainnya. Menurut Che Wei sektor-sektor yang menjadi fokus Prabowo adalah sektor-sektor yang memang populer di 1994 - 1998. Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia memang menjadi destinasi dari para pemegang merek/ label. Che Wei menjelaskan bahwa pada waktu itu untuk mengelolah bahan kulit belum terlalu bebas. Sehingga banyak merek ternama dari industri tekstile dan sepatu yang berpoduksi di Indonesia. Diakuinya, hal ini memang membuka lapangan pekerjaan yang cukup besar.Sekarang, Che Wei bialng sudah banyak negara yang dalam memproduksi label-label tekstile mapun sepatu ini, menawarkan biaya yang lebih murah dari pada Indonesia. "Jadi kalau sekarang bikin label murah untuk penciptaan lapangan kerja kayaknya pemikirannya orba banget" ujarnya, Selasa (10/6).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News