KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk melindungi ekosistem ikan duyung (dugong) dengan menjalankan program insentif mata pencaharian alternatif bagi masyarakat setempat. KKP bersama P20-LIPI, FPIK-IPB, dan WWF Indonesia sedang melaksanakan Dugong and Seagrass Conservastion Project (DSCP) yang sudah berjalan sejak 2016 difokuskan pada tiga isu, yaitu kebijakan, riset, dan penyadartahuan serta konservasi berbasis masyarakat. DSCP juga memfasilitasi tersusunnya Rencana Aksi Daerah (RAD) konservasi duyung dan lamun di empat lokasi, yaitu provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. “Lokasi-lokasi tersebut juga sedang dijalankan program alternatif mata pencaharian bagi masyrakat setempat, seperti pengembangan budidaya sprilulina di Kotawaringin Barat, pengembangan ekowisata duyung di Alor, pengembangan sambal khas lokal ikan Tembang di Tolitoli,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwardi pada simposium nasional duyung dan lamun, Rabu (21/11).
Lindungi ekosistem ikan duyung, KKP beri insentif mata pencaharian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk melindungi ekosistem ikan duyung (dugong) dengan menjalankan program insentif mata pencaharian alternatif bagi masyarakat setempat. KKP bersama P20-LIPI, FPIK-IPB, dan WWF Indonesia sedang melaksanakan Dugong and Seagrass Conservastion Project (DSCP) yang sudah berjalan sejak 2016 difokuskan pada tiga isu, yaitu kebijakan, riset, dan penyadartahuan serta konservasi berbasis masyarakat. DSCP juga memfasilitasi tersusunnya Rencana Aksi Daerah (RAD) konservasi duyung dan lamun di empat lokasi, yaitu provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. “Lokasi-lokasi tersebut juga sedang dijalankan program alternatif mata pencaharian bagi masyrakat setempat, seperti pengembangan budidaya sprilulina di Kotawaringin Barat, pengembangan ekowisata duyung di Alor, pengembangan sambal khas lokal ikan Tembang di Tolitoli,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwardi pada simposium nasional duyung dan lamun, Rabu (21/11).