Lindungi pekerja di sektor energi, Presiden Trump berniat kenakan tarif impor minyak



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berniat mengenakan tarif pada impor minyak mentah atau mengambil langkah-langkah lain untuk melindungi pekerja di sektor energi yang merana setelah jatuhnya harga minyak mentah. 

"Jika saya harus melakukan tarif pada minyak yang datang dari luar atau jika saya harus melakukan sesuatu untuk melindungi ... puluhan ribu pekerja energi kami dan perusahaan besar kami yang menghasilkan semua pekerjaan ini, saya akan melakukan apa pun yang harus saya lakukan, " kata Trump kepada wartawan dalam brifing tentang wabah virus corona, Sabtu (4/4) waktu setempat.

Baca Juga: Minyak WTI naik 12% ke US$ 28,34 per barel, harapan pemangkasan produksi sentimennya


Seperti diketahui, harga minyak mentah terus jatuh karena pandemi virus corona yang menghancurkan permintaan. Tekanan pada harga minyak bertambah setelah Rusia dan Arab Saudi meningkatkan produksi dalam perang atas pangsa pasar. 

Tak ayal, harga minyak mentah pun anjlok hampir 70% sepanjang kuartal I-2020 lalu. Namun, pekan lalu harga minyak bangkit setelah Trump mengumumkan akan melakukan intervensi agar Rusia dan Arab Saudi kembali berdiskusi supaya harga minyak kembali membaik.

Hal tersebut sontak membuat harga minyak mentah melejit. Jumat (3/4), harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman bulan Juni 2020 di ICE Futures naik 13,93% ke US$ 34,93 per barel. Ini adalah kali pertama dalam dua pekan terakhir harga minyak Brent kembali ke atas US$ 30 per barel.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex juga melesat 11,93% menjadi US$ 28,34 per barel.

Baca Juga: Dubai berlakukan lockdown dua pekan, Jeddah lockdown di tujuh wilayah

Namun, harga minyak berpotensi kembali melemah. Karena pertemuan antara anggota OPEC dan Rusia, yang lebih dikenal sebagai OPEC+, yang dijadwalkan pada Senin (6/4) kembali tertunda.

Mengutip Reuters, pertemuan yang akan kembali membahas masalah pengurangan produksi minyak ini baru akan dilakukan pada Kamis (9/4). 

Editor: Anna Suci Perwitasari