JAKARTA. Selain bisnis produk perkebunan sawit, bisnis produk kayu PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) juga tertekan. Berdasarkan Investor Newsletter DSNG yang diterima KONTAN, penurunan tertinggi dicatat oleh volume penjualan kayu panel. Sepanjang tahun lalu, penjualannya hanya 92.235 meter kubik (m3), susut sekitar 49% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada saat yang bersamaan, harga rata-rata penjualan atau
average selling price produk ini juga relatif stagnan, kenaikannya hanya sekitar 4% yoy menjadi Rp 4,86 juta/m3.
Produk pintu panel mencatat penurunan volume penjualan terbesar kedua. Sepanjang 2016, volume penjualannya sekitar 59.447 unit, turun 4% yoy dari sebelumnya 61.948 unit. Sementara, ASP produk ini juga mengalami penurunan sekitar 15% menjadi Rp 1,06 juta/m2 dari sebelumnya Rp 1,25 juta/m2. Hanya produk lantai kayu perseroan yang mencatat kenaikan volume penjualan. Kenaikannya sebesar 14% yoy menjadi 1,25 juta m2. Sayang, kenaikan ini tak diiringi oleh kenaikan ASP. ASP produk lantai kayu justru turun 9% yoy menjadi Rp 37 juta/m2. Sehingga, diversifikasi bisnis ini tak mampu menjaga performa DSNG secara keseluruhan. Pasalnya, bisnis perkebunan sawit DSNG juga sedang tertekan akibat El-Nino. Sepanjang periode 2016, produksi tandan buah segar (TBS) DSNG tercatat 1,92 juta ton. Angka ini susut sekitar 27% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan resmi perseroan yang diterima KONTAN, Senin (30/1), sejatinya produksi TBS emiten perkebunan tersebut pada kuartal IV-2016 sebesar 378.945 ton, naik 83% dibanding kuartal sebelumnya. Namun, efek El-Nino terlalu kuat, sehingga kenaikan signifikan pada kuartal tersebut kurang mampu menetralisir tekanan efek El-Nino. Sejalan dengan turunnya TBS, produksi minyak sawit atau
crude palm oil (CPO) perseroan sepanjang tahun 2016 juga turun 23% dari tahun sebelumnya, Pada 2016, total produksi CPO DSNG sebesar 311.952 ton. Alhasil, volume penjualan CPO DSNG tahun lalu tercatat 348.391 ton, turun 15% secara
year on year (yoy). Namun, penurunan suplai ini membuat rata-rata harga penjualan atau
average selling price (ASP) CPO DSNG naik 10% menjadi Rp 7,54 juta pada 2016. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie