KONTAN.CO.ID - BATAM. Program link and match antara pendidikan vokasi dan industri dianggap jadi alternatif solusi untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) siap kerja. Program ini kembali digaungkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. Bak program baru, Nadiem melakukan revitalisasi untuk penguatan pendidikan vokasi. Direktur Politeknik Negeri Batam Uuf Brajawidgda mengatakan, salah satu benang kusut dalam pendidikan vokasi adalah kurikulum yang diajarkan ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan dunia industri. Sehingga banyak lulusan vokasi yang tidak siap dipekerjakan.
Menanggapi pemenuhan kebutuhan industri yang terus berkembang, menurutnya, link and match menjadi kunci keberhasilan vokasi. Salah satunya melalui sinkronisasi kurikulum dan materi pengajaran di kampus sesuai dengan kebutuhan industri. "Konsep link and match membutuhkan kerelaan untuk kebutuhan industri yang siap kerja," kata Uuf saat dijumpai di agenda PIN Fest di Batam, Kamis (12/1).
Baca Juga: Menko Luhut Minta Pendidikan Vokasi Sesuaikan Kebutuhan Industri Polibatam sendiri sudah menerapkan link and match jauh dari sebelum pemerintah merevitaliasi konsep link and match. Hal ini didorong adanya keresahan tinggal di kawasan Industri namun lulusanya masih sedikit yang dipekerjakan dikawasan Industri Batam. Link and match juga tidak langsung bisa diterapkan Polibatam. Membutuhkan waktu, karena pada saat ini satuan pendidikan maupun industri masih belum saling terbuka cenderung menutup diri. Namun, setelah melakukan sinkronisasi, dan komunikasi link and match berhasil diterapkan. Uuf mengatakan, saat ini industri yang menjadi mitra nya bahkan dapat dilibatkan dalam penyusunan kurikulum. Hasilnya, hampir 100% lulusannya saat ini terserap langsung oleh dunia industri di kawasan batam, maupun kawasan industri lain di seluruh Indonesia. "Bahkan dengan konsep link and match memungkinkan anak kami yang belum lulus dapat bekerja," terang Uuf. General Manager Engineering, PT Sumitomo Wiring System Batam Indonesia, Suwarto mengatakan penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia industri penting dan bermanfaat untuk menciptakan SDM siap kerja. Ia juga mengatakan program pemagangan yang ada didalam konsep link and match dapat meningkatkan kompetensi sekaligus memuluskan transisi dari latihan di sekolah ke dunia kerja. Praktik dan pembelajaran langsung di dunia industri membuat peserta didik baik mahasiswa memiliki pengalaman dan memahami masalah nyata, sementara perusahaan mendapat manfaat dari perbaikan. Manfaat yang paling dirasakan yaitu soal efisiensi. Suwarto menyebut, mahasiswa vokasi yang telah melakukan program pemagangan 10 bulan dan mengikuti berbagai project di Industri setelah lulus sudah siap untuk dipekerjakan tidak perlu lagi melakukan training. "Kita support efeknya luar biasa. Saya berharap dari industri mau memberikan peluang adan kesempatan untuk link and match supaya ada hasil aktual. Karena kalau kita hiring orang baru butuh waktu paling cepet 3 bulan untuk jadi SDM yang siap," kata Suwarto. Sementara, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BP Batam, Irfan Syakir Widyasa mengatakan, BP Batam turut mendukung program link and match antara pendidikan vokasi dan dunia industri. Pada tahun 2020 sejak program ini digaungkan, BP Batam bahkan membentuk struktur yang menangani khusus untuk penguatan pendidikan vokasi termasuk dalam sosialiasi link and match terhadap dunia industri. "Kami di BP Batam memfasilitasi untuk matchmaking industri dengan politeknik atau pendidikan vokasi lainnya, seperti mengenalkan program pusat super tax deduction ke Industri. Ada banyak program baik dari pemerintah yang perlu disampaikan ke industri dalam mendukung penyelarasan yang saling menguntungkan. Jadi, kami membantu agar industri percaya dan mendapat jaminan dalam mendukung pendidikan vokasi untuk tujuan yang positif,” kata Irfan. Ia menyadari ada gap antara kebutuhan SDM industri di Batam yang variatif dengan pendidikan vokasi sebagai penyedia SDM. Gap paling besar adalah jurusan yang ada di satuan vokasi ternyata banyak yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan industri. Untuk itu perlu penyesuaian untuk menciptakan SDM siap kerja di Batam. Terlebih, Batam menjadi salah satu kawasan industri dengan lokasi strategis yang memiliki 13 jalur optik, sebagai pusat data dan punya 30 kawasan industri. "Ini adalah rantai yang penting bagi vokasi," kata Irfan.
Selanjutnya, Staf Ahli Bidang inovasi Kemendikbudristek Jonny Oktavian Hatyanto mengatakan perlu kolaborasi dalam menciptakan SDM siap kerja. Link and match menjadi kunci haparan itu dapat terwujud. "Pendidikan vokasi dan dunia industri perlu berjalan seirama, untuk itu KKN alias kolaborasi dan komunikasi dan netwoking diperlukan," kata Jonny.
Baca Juga: Cetak SDM Kompeten Sesuai Kebutuhan Industri, Ini yang Dilakukan Kemenperin Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat