JAKARTA. PT Link Net Tbk (LINK) berikhtiar memperbesar porsi saham beredar yang dimiliki publik alias free float. Emiten milik Grup Lippo ini mengincar free float minimal sebesar 40%. Selain untuk membuat sahamnya lebih likuid, LINK juga mengincar insentif pajak sebesar 5%. Maklum saja, saat ini saham beredar LINK yang dimiliki publik hanya sebesar 3%. Pada saat Initial Public Offering (IPO) awal Juni lalu, perseroan melepas saham ke publik sebesar 304,26 juta saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan penuh. Namun, saham yang dilepas itu adalah saham milik induknya, PT First Media Tbk (KBLV). Pada saat IPO, pemegang saham LINK lainnya, yakni Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) menambah kepemilikannya sebesar 15,06% menjadi 49% dari sebelumnya 33,94% melalui crossing saham di pasar negosiasi. Aksi itu membuat porsi saham publik tergerus.
LINK incar free float minimal 40%
JAKARTA. PT Link Net Tbk (LINK) berikhtiar memperbesar porsi saham beredar yang dimiliki publik alias free float. Emiten milik Grup Lippo ini mengincar free float minimal sebesar 40%. Selain untuk membuat sahamnya lebih likuid, LINK juga mengincar insentif pajak sebesar 5%. Maklum saja, saat ini saham beredar LINK yang dimiliki publik hanya sebesar 3%. Pada saat Initial Public Offering (IPO) awal Juni lalu, perseroan melepas saham ke publik sebesar 304,26 juta saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan penuh. Namun, saham yang dilepas itu adalah saham milik induknya, PT First Media Tbk (KBLV). Pada saat IPO, pemegang saham LINK lainnya, yakni Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) menambah kepemilikannya sebesar 15,06% menjadi 49% dari sebelumnya 33,94% melalui crossing saham di pasar negosiasi. Aksi itu membuat porsi saham publik tergerus.