KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform dompet digital PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja mencatatkan kinerja positif terkait jumlah pengguna dan transaksi. Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian mengatakan jumlah pengguna terdaftar hingga kuartal I-2024 mencapai lebih dari 93 juta. "Tercatat adanya kenaikan retensi pengguna sebesar 4% secara
Year on Year (YoY) pada kuartal I-2024. Begitu juga dengan
Average Revenue per User (ARPU), meningkat sebesar 10% dari periode yang sama pada tahun lalu," ujarnya kepada Kontan, Rabu (3/7). Sementara itu, Yogi mengatakan segmen yang paling mendominasi transaksi di LinkAja pada kuartal I-2024 datang dari layanan setor-tarik tunai, pemanfaatan LinkAja sebagai
reseller produk telekomunikasi, dan diikuti dengan transaksi kerja sama LinkAja dengan berbagai ekosistem rekanan.
Dia menyebut khusus untuk layanan transaksi setor-tarik tunai, terdapat peningkatan pengguna aktif sebesar 53% secara YoY pada kuartal I-2024.
Baca Juga: Ini Upaya LinkAja Antisipasi Transaksi Mencurigakan Terkait Judi Online "Dalam ekosistem Pertamina, terdapat pertumbuhan transaksi pada aplikasi MyPertamina yang terhubung dengan
e-wallet LinkAja sebesar 94% secara YoY dan peningkatan pertumbuhan transaksi
top-up melalui Bright Store sebesar 99% secara YoY," tuturnya. Selain itu, Yogi mengatakan dari ekosistem Grab sebagai salah satu rekanan strategis LinkAja di bidang transportasi, tercatat adanya pertumbuhan pembayaran dengan menggunakan aplikasi LinkAja sebesar 22% YoY pada kuartal I-2024. Adapun dari ekosistem Bluebird meningkat sebesar 7% YoY. Untuk pemanfaatan QRIS melalui platform LinkAja, Yogi menjelaskan perusahaan mencatatkan pertumbuhan sebesar hampir 20% pada Mei 2024, jika dibandingkan April 2024. "Sektor yang paling mendominasi transaksi lewat QRIS, yakni sektor ritel, seperti pembelanjaan di supermarket, mini market, pedagang grosir, FMCG, bahan bakar dan energi, makanan dan minuman, serta
e-commerce," ungkapnya. Sampai akhir 2024, Yogi menerangkan LinkAja optimistis menargetkan peningkatan transaksi lebih dari 60% melalui berbagai macam program dan layanan. Dia menyebut peningkatan itu diharapkan dapat bertumbuh sejalan dengan kebutuhan pembayaran transaksi digital yang terus meningkat setiap tahunnya. Terkait dengan fokus atau arah perusahaan ke depannya, Yogi menyampaikan saat ini LinkAja berfokus pada bisnis model dua sisi B2B2C dengan mendorong optimalisasi ekosistem yang dimiliki, terutama BUMN. "Pada B2B, kami berfokus pada
end-to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital. Pada sisi B2C, kami mengutamakan akusisi dan retensi pengguna yang bersifat
low-cost atau berbiaya rendah. Ekosistem BUMN tetap menjadi
key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN," ucapnya.
Yogi menyampaikan LinkAja akan terus berkolaborasi menggandeng beberapa perusahaan di bawah Kementerian BUMN sebagai penyedia layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas di dalam lingkup perusahaan BUMN. LinkAja juga akan memperkuat peran strategis sebagai platform pembayaran dalam ekosistem BUMN, dengan menginovasikan fitur-fitur unggulan menarik di dalam aplikasi LinkAja. Selain itu, sebagai kelanjutan dari pendanaan investasi strategis Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui), LinkAja terus memperkuat kolaborasinya melalui cross-collaboration antara ekosistem Mitsui dan LinkAja.
Baca Juga: LinkAja Terapkan Sejumlah Strategi untuk Capai Target Pertumbuhan Transaksi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati