KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah dinamika perekonomian nasional dan kekhawatiran atas pelemahan daya beli masyarakat, PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) mencatat tren transaksi yang masih stabil di platform dompet digital mereka.

CEO LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan, hingga saat ini belum terlihat dampak signifikan dari isu pelemahan daya beli terhadap aktivitas transaksi pengguna.

Baca Juga: Simak Strategi LinkAja yang Targetkan Transaksi Naik 10% di Tahun 2025

BNI Hadirkan Fitur Simponi di wondr by BNI Permudah Pengelolaan Dana Pensiun

"Produk dan layanan kami menyasar kebutuhan dasar masyarakat seperti pembayaran tagihan (PPOB), telekomunikasi, hingga layanan keuangan seperti fitur buy now pay later (BNPL). Karena itu, transaksi tetap relevan meski daya beli melemah," ujar Yogi kepada Kontan.co.id, Minggu (18/5).

Namun, tantangan utama industri dompet digital saat ini justru bergeser ke isu keamanan teknologi, khususnya perlindungan data pengguna.

Meningkatnya kekhawatiran publik terhadap potensi kebocoran data menjadi perhatian serius pelaku industri.

"Keamanan menjadi isu utama. Kami terus meningkatkan sistem proteksi aplikasi, termasuk deteksi aplikasi palsu, autentikasi ganda, enkripsi data, serta pemantauan aktivitas pengguna secara real-time," jelas Yogi.

Baca Juga: LinkAja Raup Kenaikan Transaksi Hampir 50% Berkat Pembayaran di Merchant Pertamina

Ia menegaskan, penguatan sistem keamanan sangat penting agar pengguna merasa aman dan nyaman saat bertransaksi digital, sekaligus menjaga kepercayaan publik terhadap layanan keuangan berbasis teknologi.

Sebagai informasi, LinkAja mencatat lonjakan transaksi hampir 50% pada April 2025. Kenaikan ini terutama berasal dari pembayaran di merchant online dan offline, termasuk transaksi di jaringan usaha Pertamina seperti SPBU dan Bright Store.

Saat ini LinkAja telah memiliki lebih dari 92 juta pengguna terdaftar, 3 juta merchant, dan lebih dari 1,4 juta titik layanan transaksi tunai (cash in dan cash out) di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News