SIDNEY. Fenomena penerbangan murah atau low cost carrier (LCC) menunjukkan pergeseran di industri penerbangan dunia. Banyak maskapai kini berlomba-lomba memiliki bisnis LCC di tengah perebutan penumpang yang kian meningkat. Tak terkecuali, maskapai Indonesia Lion Air Group juga berniat membeli unit penerbangan murah. Menurut seorang sumber pada Reuters, salah satu maskapai terbesar Tanah Air ini berniat membeli 49% kepemilikan di Jetstar Asia Airways yang dimiliki maskapai terbesar Australia Qantas Airways Ltd. Dia bilang, Lion sudah mulai membicarakan rencana pembelian Jetstar yang berbasis di Singapura ini sejak beberapa bulan lalu, dan masih dalam tahap yang sangat dini. Segala jenis kesepakatan pembelian ini harus mendapatkan izin dari regulator Singapura. Jurubicara Qantas menolak berkomentar mengenai kabar ini, dan menyebutnya sebaga spekulasi. Sedangkan Jetstar Asia dan Lion Air Group juga menolak berkomentar. Regulator penerbangan Civil Aviation Authority of Singapura belum memberi komentar. Saham mayoritas Jetstar saat ini dimiliki oleh taipan perusahaan perjalanan Singapura Dennis Choo. Jetstar dengan 19 armada terbang ke lebih dari 20 destinasi termasuk spot wisata Asia Tenggara seperti Bali, Phuket, dan Hanoi. Menurut Qantas, Jetstar Asia menerbangkan 2 juta penumpang dalam enam bulan hingga Desember 2013, naik 14,5% dibanding periode yang sama sebelumnya. Penjualan Jetstar diperkirakan akan membantu keuangan Qantas yang merugi sejak akhir tahun lalu. Februari lalu, Qantas memangkas pekerja, menjual kembali sewa bandara, dan tidak mendapat jaminan bantuan utang dari pemerintah Australia. Qantas juga menghentikan ekspansi Jetstar.Sebaliknya, pembelian Jetstar akan sejalan dengan rencana Lion Air. Di awal tahun ini, CEO Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, maskapai yang memiliki 500 pesawat ini berencana memiliki 1.000 armada di tahun 2030.
Lion Air dikabarkan mau beli Jetstar dari Qantas
SIDNEY. Fenomena penerbangan murah atau low cost carrier (LCC) menunjukkan pergeseran di industri penerbangan dunia. Banyak maskapai kini berlomba-lomba memiliki bisnis LCC di tengah perebutan penumpang yang kian meningkat. Tak terkecuali, maskapai Indonesia Lion Air Group juga berniat membeli unit penerbangan murah. Menurut seorang sumber pada Reuters, salah satu maskapai terbesar Tanah Air ini berniat membeli 49% kepemilikan di Jetstar Asia Airways yang dimiliki maskapai terbesar Australia Qantas Airways Ltd. Dia bilang, Lion sudah mulai membicarakan rencana pembelian Jetstar yang berbasis di Singapura ini sejak beberapa bulan lalu, dan masih dalam tahap yang sangat dini. Segala jenis kesepakatan pembelian ini harus mendapatkan izin dari regulator Singapura. Jurubicara Qantas menolak berkomentar mengenai kabar ini, dan menyebutnya sebaga spekulasi. Sedangkan Jetstar Asia dan Lion Air Group juga menolak berkomentar. Regulator penerbangan Civil Aviation Authority of Singapura belum memberi komentar. Saham mayoritas Jetstar saat ini dimiliki oleh taipan perusahaan perjalanan Singapura Dennis Choo. Jetstar dengan 19 armada terbang ke lebih dari 20 destinasi termasuk spot wisata Asia Tenggara seperti Bali, Phuket, dan Hanoi. Menurut Qantas, Jetstar Asia menerbangkan 2 juta penumpang dalam enam bulan hingga Desember 2013, naik 14,5% dibanding periode yang sama sebelumnya. Penjualan Jetstar diperkirakan akan membantu keuangan Qantas yang merugi sejak akhir tahun lalu. Februari lalu, Qantas memangkas pekerja, menjual kembali sewa bandara, dan tidak mendapat jaminan bantuan utang dari pemerintah Australia. Qantas juga menghentikan ekspansi Jetstar.Sebaliknya, pembelian Jetstar akan sejalan dengan rencana Lion Air. Di awal tahun ini, CEO Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, maskapai yang memiliki 500 pesawat ini berencana memiliki 1.000 armada di tahun 2030.