JAKARTA.Meski sebelumnya menunda layanan full service, PT Lion Mentari Airlines tetap meneruskan rencana mendirikan maskapai di luar negeri. Setelah upaya mengakuisisi Berjaya Air Bhd (B-Air), maskapai milik Berjaya Vacation Club Berhad asal Malaysia yang gagal direalisasikan tahun lalu, Lion Air akan mencoba kembali tahun ini untuk membuka anak usaha baru di luar negeri. Edward Sirait, Direktur Umum Lion mengatakan, Malaysia masih menjadi target utama pendirian anak usaha di luar negeri. Menurutnya, Lion masih menunggu perubahan kebijakan Pemerintah Malaysia yang tidak mengizinkan maskapai asing membuka anak usaha di negara tersebut. "Namun kami juga mengincar sejumlah negara potensial lain untuk mendirikan maskapai. Kami juga mengevaluasi beberapa negara lain," kata Edward, Kamis (16/2). Targetnya, Lion akan mendirikan maskapai di segmen low cost carrier. Mereka sudah mendapatkan kepastian Kontrak pesanan untuk 201 unit Boeing 737-MAX dan 29 unit Boeing NG 737-900ER dari The Boeing Company yang dibuat pada 18 November 2011 merupakan salah satu persiapan yang dibuat Lion untuk mendirikan maskapai di Luar Negeri. "Di Singapore Air Show 2012, kami juga akan menandatangani kontrak pinjaman sebesar US$ 22,5 miliar dari Bank Ekspor Impor Amerika Serikat (US Exim Bank) untuk mendanai pembelian pesawat tersebut," terang Edward. Nilai kontrak pinjaman tersebut lebih besar dari nilai pemesanan 230 pesawat senilai US$ 21,7 miliar. Sebelumnya, Lion Air telah mengajukan proposal untuk mengakuisisi 49% saham B-Air dan membentuk perusahaan bersama yang akan mengoperasikan dan mengembangkan B-Air. Untuk mengakuisisi saham tersebut, Lion harus menyediakan 49 juta ringgit atau setara Rp 139 miliar. Dana yang diperoleh dari Lion sedianya akan digunakan perusahaan bersama untuk mendanai sebagian modal kerja dan pembelian aset. Pihak Berjaya Land sebelumnya menguasai 99,70% saham B-Air melalui Berjaya Vacation. Namun karena terkendala peraturan pemerintah, proposal tersebut sampai saat ini masih ditolak B-Air. Pada ajang Singapore Air Show tahun ini, Lion Air juga sudah memesan 27 pesawat Eropa ATR senilai US$ 610 juta. Pesawat-pesawat itu akan diintegrasikan ke unit Lion Air Wings Air. Pengiriman pesawat-pesawat tersebut dijadwalkan berlangsung hingga akhir 2015. Pesawat-pesawat baru itu akan digunakan untuk mengembangkan rute-rute baru terutama yang berangkat dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Setelah terkirim, pesawat-pesawat baru itu akan menjadikan grup Lion Air sebagai operator terbesar pesawat ATR di dunia, dengan total armada 60 pesawat yang terdiri dari 20 ATR 72-500 dan 40 ATR 72-600.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lion Air siap buka anak usaha di luar negeri
JAKARTA.Meski sebelumnya menunda layanan full service, PT Lion Mentari Airlines tetap meneruskan rencana mendirikan maskapai di luar negeri. Setelah upaya mengakuisisi Berjaya Air Bhd (B-Air), maskapai milik Berjaya Vacation Club Berhad asal Malaysia yang gagal direalisasikan tahun lalu, Lion Air akan mencoba kembali tahun ini untuk membuka anak usaha baru di luar negeri. Edward Sirait, Direktur Umum Lion mengatakan, Malaysia masih menjadi target utama pendirian anak usaha di luar negeri. Menurutnya, Lion masih menunggu perubahan kebijakan Pemerintah Malaysia yang tidak mengizinkan maskapai asing membuka anak usaha di negara tersebut. "Namun kami juga mengincar sejumlah negara potensial lain untuk mendirikan maskapai. Kami juga mengevaluasi beberapa negara lain," kata Edward, Kamis (16/2). Targetnya, Lion akan mendirikan maskapai di segmen low cost carrier. Mereka sudah mendapatkan kepastian Kontrak pesanan untuk 201 unit Boeing 737-MAX dan 29 unit Boeing NG 737-900ER dari The Boeing Company yang dibuat pada 18 November 2011 merupakan salah satu persiapan yang dibuat Lion untuk mendirikan maskapai di Luar Negeri. "Di Singapore Air Show 2012, kami juga akan menandatangani kontrak pinjaman sebesar US$ 22,5 miliar dari Bank Ekspor Impor Amerika Serikat (US Exim Bank) untuk mendanai pembelian pesawat tersebut," terang Edward. Nilai kontrak pinjaman tersebut lebih besar dari nilai pemesanan 230 pesawat senilai US$ 21,7 miliar. Sebelumnya, Lion Air telah mengajukan proposal untuk mengakuisisi 49% saham B-Air dan membentuk perusahaan bersama yang akan mengoperasikan dan mengembangkan B-Air. Untuk mengakuisisi saham tersebut, Lion harus menyediakan 49 juta ringgit atau setara Rp 139 miliar. Dana yang diperoleh dari Lion sedianya akan digunakan perusahaan bersama untuk mendanai sebagian modal kerja dan pembelian aset. Pihak Berjaya Land sebelumnya menguasai 99,70% saham B-Air melalui Berjaya Vacation. Namun karena terkendala peraturan pemerintah, proposal tersebut sampai saat ini masih ditolak B-Air. Pada ajang Singapore Air Show tahun ini, Lion Air juga sudah memesan 27 pesawat Eropa ATR senilai US$ 610 juta. Pesawat-pesawat itu akan diintegrasikan ke unit Lion Air Wings Air. Pengiriman pesawat-pesawat tersebut dijadwalkan berlangsung hingga akhir 2015. Pesawat-pesawat baru itu akan digunakan untuk mengembangkan rute-rute baru terutama yang berangkat dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Setelah terkirim, pesawat-pesawat baru itu akan menjadikan grup Lion Air sebagai operator terbesar pesawat ATR di dunia, dengan total armada 60 pesawat yang terdiri dari 20 ATR 72-500 dan 40 ATR 72-600.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News