KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lion Air Group tetap berupaya mendukung operasional dan layanan penerbangan di Indonesia hingga saat ini. Termasuk dengan melayani rute-rute di daerah perintis menggunakan pesawat jenis propeller atau baling-baling yang merugikan. Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menyebut, utilisasi pengoperasian pesawat udara jenis atau tipe ATR 72 (propeller) yang dioperasikan oleh Wings Air tidak hanya tidak maksimal, tetapi juga terkendala harga avtur yang lebih mahal dibandingkan harga avtur di bandar udara besar. "Hal ini karena melayani penerbangan perintis (bandar udara kecil setingkat kecamatan), sehingga operasional merugi. Untuk pengoperasian jenis pesawat ATR tidak seperti pesawat jet," kata Danang, dalam keterangan tertulis, kemarin.
Baca Juga: Kemenhub Berharap Maskapai Penerbangan Lakukan Inovasi Selain Naikkan Harga Tiket Kendati masih merugi, Wings Air dengan pesawat ATR 72 tetap melayani jaringan penerbangan dimaksud dengan pertimbangan: 1. Upaya berkontribusi terhadap program pemerintah seiring fase pemulihan perekonomian daerah dan nasional. 2. Membantu menciptakan transportasi saling terkoneksi: antarkecamatan, antarkabupaten serta antarkabupaten dan kota besar. Penerbangan Wings Air pesawat ATR 72 terhubung dengan layanan penerbangan Lion Air Group yang dioperasikan menggunakan pesawat berbadan sedang (narrow body) dan pesawat berbadan lebar (wide body) di bandar udara besar sebagai penghubung utama (main hub). 3. Mendukung kelancaran mobilitas masyarakat dan logistik secara cepat, selamat dan aman. 4. Pesawat ATR 72 mengakomodir penerbangan langsung (point to point) tepat atau sesuai insfrastruktur bandar udara di wilayah-wilayah hingga setingkat kecamatan.