JAKARTA. Satu lagi emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa lokal. PT Dei Aneka Jaya Kemasindo Tbk listing hari ini dengan kode emiten DAJK dan menjadi emiten kesebelas yang mencatatkan saham perdananya tahun ini.Pada perdagangan perdananya, Rabu (14/5), saham DAJK berada di level Rp 495 per saham atau naik 6,38% dari harga penawaran umum perdana sahamnya yang sebesar Rp 470 per saham. Smentara, level terendahnya sempat menyentuh Rp 475 per saham dan nilai saham tertinggi Rp 505 per saham.Frekuensi saham tercatat sbanyak 95 kali dengan volume sebesar 5.400 lot. Adapun total transaksinya senilai Rp1 miliar.Mengingatkan saja, sebanyak 60% raihan IPO ini untuk penambahan modal kerja. Kemudian, 40% atau untuk membeli mesin demi meningkatkan kapasitas perusahaan. Nah, dana pembelian mesin itu akan masuk pada belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.DAJK menganggarkan capex sekitar Rp 300 miliar di tahun ini. Namun, bila nanti dananya tak terpenuhi dari hasil IPO, DAJK akan mencari dana dari pinjaman perbankan. Perusahaan ini pun sudah melakukan pendekatan dengan PT Bank Muamalat, PT BRI Syariah, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Listing perdana, saham DAJK naik 6%
JAKARTA. Satu lagi emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa lokal. PT Dei Aneka Jaya Kemasindo Tbk listing hari ini dengan kode emiten DAJK dan menjadi emiten kesebelas yang mencatatkan saham perdananya tahun ini.Pada perdagangan perdananya, Rabu (14/5), saham DAJK berada di level Rp 495 per saham atau naik 6,38% dari harga penawaran umum perdana sahamnya yang sebesar Rp 470 per saham. Smentara, level terendahnya sempat menyentuh Rp 475 per saham dan nilai saham tertinggi Rp 505 per saham.Frekuensi saham tercatat sbanyak 95 kali dengan volume sebesar 5.400 lot. Adapun total transaksinya senilai Rp1 miliar.Mengingatkan saja, sebanyak 60% raihan IPO ini untuk penambahan modal kerja. Kemudian, 40% atau untuk membeli mesin demi meningkatkan kapasitas perusahaan. Nah, dana pembelian mesin itu akan masuk pada belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.DAJK menganggarkan capex sekitar Rp 300 miliar di tahun ini. Namun, bila nanti dananya tak terpenuhi dari hasil IPO, DAJK akan mencari dana dari pinjaman perbankan. Perusahaan ini pun sudah melakukan pendekatan dengan PT Bank Muamalat, PT BRI Syariah, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
