JAKARTA. Pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mendominasi proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) tahap II. Porsi pembangkit listrik tenaga panas bumi mencapai 4.906 MW, dengan nilai investasi sekitar US$ 25 miliar. Seperti diketahui, proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap I didominasi proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar batubara dan bahan bakar minyak (BBM). Selain bisa habis, harga batubara dan BBM cenderung naik. Untuk mengurangi penggunaan batubara dan BBM dan agar tidak tergantung pada bahan bakar tersebut, pemerintah terus mengembangkan pembangkit dengan energi baru dan terbarukan.
Listrik geothermal dominasi proyek 10.000 MW kedua
JAKARTA. Pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mendominasi proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW) tahap II. Porsi pembangkit listrik tenaga panas bumi mencapai 4.906 MW, dengan nilai investasi sekitar US$ 25 miliar. Seperti diketahui, proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap I didominasi proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar batubara dan bahan bakar minyak (BBM). Selain bisa habis, harga batubara dan BBM cenderung naik. Untuk mengurangi penggunaan batubara dan BBM dan agar tidak tergantung pada bahan bakar tersebut, pemerintah terus mengembangkan pembangkit dengan energi baru dan terbarukan.